Samsung Electronics memenangkan tender senilai USD 6,6 miliar atau sekitar Rp 94,3 triliun (USD 1 = Rp 14.375) untuk pesanan penyediaan peralatan dan teknolgi nirkabel generasi kelima ke Verizon Communications Inc.
Kesepakatan ini menandai salah satu kontrak 5G terbesar bagi Samsung sejak perusahaan asal Korea Selatan membutuhkan sejak lama untuk berinvestasi dalam jaringan dan bersaing dengan pemain global seperti Nokia dan Ericsson dalam menyediakan peralatan telekomunikasi.
Dilansir detiKINET dari Bloomberg, pengajuan kontrak yang disepakati antara Samsung dan Verizon ini akan berlaku mulai 30 Juni hingga Desember 2025.
“Dengan kontrak strategis jangka panjang terbaru ini, kami akan terus mendorong batas-batas inovasi 5G untuk meningkatkan pengalaman seluler bagi pelanggan Verizon,” kata perusahaan lewat pernyataan email.
Selain itu, hal ini juga merupakan sebuah kemenangan besar Samsung bagi bisnis peralatan jaringan, mengingat ini juga merupakan dampak sanksi yang diterima Huawei dari Amerika Serikat terkait perang dagang sehingga bisa mengangkat pangsa pasar Samsung di industri nirkabel.
Mengutip dari Reuters, menurut firma riset pasar Dell’Oro Samsung memiliki pangsa pasar 3%dari total pasar peralatan telekomunikasi global pada tahun 2019. Huawei menempati urutan pertama dengan angka 28% dan kedua Nokia dengan 16%, Ericsson 14%, ZTE 10% dan Cisco 7%
Samsung yang juga pembuat chip memori dan gadget terbesar di dunia, telah berusaha untuk memperluas pangsa pasarnya di pasar peralatan 5G dan berinvestasi dalam jaringan seluler generasi keenam.
Pemerintahan Trump bulan lalu mengumumkan rencana untuk melelang spektrum yang sebelumnya didedikasikan untuk keperluan militer untuk penggunaan komersial mulai pertengahan 2022, untuk meningkatkan jangkauan jaringan generasi kelima di AS.
Jaringan nirkabel 5G generasi berikutnya diharapkan pada akhirnya dapat terhubung dan memungkinkan transmisi video berkecepatan tinggi dan mobil self-driving, di antara kegunaan lainnya.