China-India Tarik Pasukan dari Area Sengketa Danau Pangong, Awalan Baik untuk Penyelesaian Konflik?

0
517

India dan China telah menarik seluruh pasukannya dari salah satu wilayah sengketa dua negara di Himalaya, menurut pernyataan bersama China-India yang dikeluarkan kementerian pertahanan India.

Seluruh pasukan dari masing-masing negara sudah ditarik dari Danau Pangong Tso pada Sabtu (20/02).

Bentrokan terburuk antara kedua pasukan terjadi pada akhir Juni 2019, yang menyebabkan 24 orang tewas.

Masing-masing pihak mengatakan, mereka akan mengurangi ketegangan di bagian wilayah perbatasan lainnya, atau di sepanjang Garis Kontrol AktualLine of Actual Control (LAC).

China dan India mengumumkan niat mereka untuk menarik pasukan dari area danau pada 11 Februari lalu, dan para pimpinan pasukan bertemu pada Sabtu untuk menilai sejauh mana kemajuan dari operasi ini.

“Kedua belah pihak menilai secara positif penyelesaian penarikan pasukan garis depan di area Danau Pangong, dengan mencatat bahwa itu adalah langkah maju yang berarti memberikan awalan yang baik untuk penyelesaian masalah lainnya yang tersisa di sepanjang LAC bagian Sektor Barat,” dalam sebuah pernyataan.

Para pimpinan militer mengadakan sembilan kali pembicaraan untuk mencapai tahap ini.

Dalam pernyataan yang sama, masing-masing pihak juga mengakui masih ada wilayah perbatasan lain yang tetap tegang, dan akan terus dibicarakan.

“Kedua belah pihak sepakat untuk mengikuti konsensus penting dari masing-masing pemimpin negara, melanjutkan komunikasi dan dialog, menstabilkan dan mengendalikan situasi di lapangan, mendorong penyelesaian yang dapat diterima dari masalah yang tersisa, dengan cara yang tenang dan tertib, sehingga dapat secara bersama menjaga perdamaian dan ketentraman di daerah perbatasan.”

Sebelum kesepakatan penarikan pasukan di seputar Danau Pangong Tso dilakukan, pasukan China dan India masing-masing berjaga-jaga di tepi danau bagian utara dan selatan yang diklaim kedua belah pihak.

Ketegangan antara kedua pasukan perbatasan yang terjadi selama berbulan-bulan membuat kekhawatiran terhadap pengerahan ribuan pasukan di wilayah Ladakh dan Aksai Chin-yang dikuasai China-dapat menyebabkan peningkatan konflik.

Kekhawatiran dunia internasional atas konflik China dan India juga terkait dengan fakta bahwa kedua belah pihak memiliki kekuatan nuklir yang mapan, serta terkait dengan dampak ekonomi karena China adalah salah satu mitra dagang terbesar India.

Sengketa dan klaim wilayah perbatasan antara China dan India telah terjadi selama puluhan tahun. Pada 1962, pernah terjadi perang singkat antara kedua negara. Perbatasan yang masih tumpang tindih ini memiliki panjang 3.440 kilometer (2.100 mil).

Sungai, danau dengan tumpukan salju pada bukit-bukit di sepanjang perbatasan dapat menyebabkan garis batas negara berubah-ubah, membawa pasukan saling berhadapan di banyak titik, memicu konfrontasi. Namun, kedua negara memiliki perjanjian lama yaitu kedua pasukan tidak boleh menggunakan senjata dan bahan peledak di sepanjang perbatasan.

Pada Januari lalu, pasukan perbatasan dari masing-masing negara mengalami luka-luka dalam bentrokan di timur laut negara bagian Sikkim, India.

Tahun lalu, dua puluh tentara India tewas dalam bentrokan pada Juni di wilayah Lembah Galwan.

Beberapa waktu lalu, China baru mengakui dua hari lalu empat tentaranya juga tewas dalam bentrokan yang terjadi Juni 2019. Senjata yang digunakan antara kedua pasukan di antaranya batu dan tongkat yang telah ditanami paku.

China mengatakan tawuran tersebut termasuk dengan “perkelahian tangan kosong”.