Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerbitkan peringatan dini atas potensi cuaca ekstrem di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Senin (5/4) dini hari.
Dalam konferensi pers secara virtual pada Minggu (4/4) malam, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memaparkan peringatan dini pihaknya mengenai pembentukan siklon tropis Seroja yang bisa memicu cuaca ekstrem dan menimbulkan bencana hidrometeorologi di wilayah NTT pada dini hari ini.
Siklon tropis yang semula tercatat sebagai bibit siklon tropis 99S itu kemudian disebut dengan nama Seroja-sesuai dengan urutan nama dari BMKG secara internasional.
Atas dasar potensi dari dampak siklon Seroja itu, Dwikorita meminta seluruh pemangku kepentingan memerhatikan keselamatan warga, terutama di pulau-pulau NTT.
“Pusaran anginnya mencapai 85 kilometer per jam agar benar-benar diwaspadai agar masyarakat dapat terlindungi, teramankan. Semoga tidak terjadi korban jiwa,” kata dia.
Dwikorita menerangkan berdasarkan analisis terbaru pada Minggu malam pukul 19.00 WIB, pihaknya menemukan bibit siklon tropis 99S berada di posisi perairan Kepulauan Rote, NTT-sekitar 24 kilometer sebelah barat daya Kupang.
Bibit siklon tropis itu, kata dia, tercatat mengarah ke arah timur hingga timur laut menjauhi wilayah Indonesia. Namun, pergerakannya terbilang lambat dan masih cukup dekat dengan daratan wilayah NTT saat tumbuh jadi siklon.
Kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya adalah 30 knots (55 km/jam) dengan tekanan di pusat sistemnya mencapai 996 hPa.
Dia lalu menerangkan diperkirakan bibit siklon tropis 99S itu masih akan mengatakan dan mencapai siklon tropis pada Senin dini hari hingga pagi mendatang.
Untuk prediksi hingga 24 jam ke depan, posisi sistem diprediksi terus bergerak ke sekitar Samudra Hindia sebelah barat daya Pulau Rote (sekitar 185 km sebelah selatan barat daya Waingapu) dengan arah gerak sistem ke arah Barat barat Daya, kecepatan 9 knots (10 km/jam) bergerak menjauhi wilayah Indonesia.
Sementara itu, sambungnya, kecepatan angin siklon tropis seroja itu maksimun 85 kilometer per jam dengan tekanan di pusat diprediksikan sekitar 980 hPa.
Sebelumnya, pada Minggu petang tadi BMKG merilis status potensi hujan lebat untuk dampak banjir/bandang, NTT berstatus siaga.
Sementara itu 13 wilayah provinsi lain berstatus waspada yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Timur. Lalu Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung.
Kemudian Kalimantan Utara, Kalimantan TImr, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah.
Secara spesifik di wilayah NTT, BMKG menetapkan status potensi wilayah terdampak banjir kurun waktu 5-6 April 2021 adalah: Kupang dan Rote Ndao (siaga); Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, Sumba Timur, Ende, Sikka, Flores Timur, dan Lembata (Waspada).
BMKG menyatakan pihaknya sejak 2 April lalu telah mendeteksi keberadaan bibit siklon tropis 99 S yang mulai terbentuk di sekitar Laut Sawu, NTT.
Bibit siklon itulah yang kemudian memicu cuaca ekstrem di wilayah NTT sejak tiga hari terakhir, dan berdampak pada terjadinya bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah di sana.
Sumber : CNN [dot] COM