Dahsyatnya Puasa untuk Pengidap Autoimun

0
607

Memasuki bulan Ramadhan, tentu puasa menjadi aktivitas utama yang dijalankan umat Muslim. Selain sebagai bentuk ibadah, puasa juga berkhasiat bagi kesehatan. Salah satunya memberikan efek pada regenerasi sel. Nah, efek ini akan terjadi secara alami, atau dikenal dengan sebutan autophagy.

Autophagy pertama kali diperkenalkan oleh ilmuwan Jepang yang meraih penghargaan Nobel Kesehatan dan Kedokteran pada 2016, Yoshinori Ohsumi. Dilansir dari Medical News Today, Sabtu, 17 April 2021, autophagy merupakan reaksi normal sel imunitas tubuh, untuk memakan sel-sel yang berpotensi menjadi sel-sel penyakit.

Autophagy berasal dari kata auto yang artinya sendiri dan phagy yang memiliki arti makan. Dengan begitu, autophagy dipercaya memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh dengan cara membersihkan racun dan agen infeksi di dalam tubuh secara alami.

Penelitian membuktikan autophagy dapat meningkatkan prospek sel dalam menghadapi infeksi penyakit menular dan neurodegeneratif dengan cara mengendalikan peradangan. Selain itu, autophagy juga diyakini dapat membantu melindungi sel dari masuknya mikroba ke dalam tubuh.

Sebagai orang yang memiliki spektrum autoimun, Niken Tantyo Sudharmono tidak hanya menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan, tetapi menjadikannya sebagai rutinitas. Ia menyebut manusia memiliki sistem kekebalan dalam tubuhnya, yang biasa dikenal dengan istilah sistem imun.

Sejatinya, sistem imun berfungsi melindungi tubuh dari benda asing, infeksi dan penyakit, karena merupakan sistem pertahanan tubuh pada jaringan, organ, dan sel. Tapi, hal itu berbanding terbalik bagi pengidap autoimun.