Denmark menjadi negara pertama yang memutuskan untuk tidak lagi menggunakan vaksin AstraZeneca dari program vaksinasi Covid-19, meski sudah ada jaminan internasional bahwa manfaat vaksin ini lebih besar dari potensi risiko yang ditimbulkan.
Keputusan itu diperkirakan akan menunda program vaksinasi negara itu beberapa minggu.
Badan pengawas obat-obatan European Medicines Agency pekan lalu mengumumkan kemungkinan ada keterkaitak baksin dengan penggumpalan darah, tetapi mengatakan risiko kematian akibat Covid-19 jauh lebih besar.
Beberapa negara Eropa sebelumnya sempat menangguhkan vaksin tersebut.
Sebagian besar negara di Eropa telah melanjutkan vaksinasi dengan AstraZeneca, tetapi beberapa membatasi pemberian vaksin itu untuk kelompok usia yang lebih tua.
Pada hari Selasa, AS, Kanada dan Uni Eropa menghentikan sementara vaksin Johnson & Johnson karena alasan yang sama, yakni terkait pembekuan darah.
Afrika Selatan juga menghentikan penggunaannya, meskipun Johnson & Johnson menjadi vaksin pilihan utama negara itu karena keefektifannya terhadap varian Afrika Selatan.
Untuk AstraZeneca dan Johnson & Johnson, efek samping pembekuan darah sangat jarang terjadi.
Mengapa Denmark menghentikan vaksin AZ?
Pejabat Denmark mengatakan bahwa sebanyak 2,4 juta dosis vaksin AstraZeneca akan ditarik sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Otoritas Kesehatan Denmark mengatakan penelitian telah menunjukkan frekuensi pembekuan darah yang lebih tinggi dari yang diperkirakan, yakni mempengaruhi sekitar satu dari 40.000 orang.
Sebelumnya, terjadi dua kasus trombosis di Denmark yang dikaitkan dengan vaksinasi, sebagaimana dilaporkan AFP.
Salah satu kasus terjadi pada seorang wanita berusia 60 tahun, yang berakibat fatal.
Direktur Jenderal Soren Brostrom mengatakan itu adalah “keputusan yang sulit” tetapi Denmark memiliki vaksin lain yang tersedia dan epidemi di negara itu saat ini terkendali.
“Kelompok sasaran vaksinasi yang akan datang lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi sakit parah akibat Covid-19,” katanya.
“Kita harus mempertimbangkan hal ini terkait fakta bahwa kita sekarang memiliki risiko efek samping yang parah dari vaksinasi AstraZeneca, bahkan ketika risikonya kecil secara absolut.”
Namun, otoritas Denmark mengatakan tidak bisa menutup kemungkinan menggunakannya lagi di lain waktu.
Selama konferensi pers, kepala Badan Obat Denmark, Tanja Erichsen, pingsan dan dibawa ke rumah sakit sebagai tindakan pencegahan.
Badan itu kemudian menulis di Twitter Erichsen telah pulih.
Hampir satu juta orang di Denmark telah divaksinasi, dengan sekitar 150.000 di antaranya menerima suntikan AstraZeneca.
Vaksin Pfizer / BioNTech dan Moderna juga digunakan di negara itu.