Para ilmuwan memperingatkan ada aktivitas nuklir lain karena lonjakan jumlah neutron di ruang bawah tanah bernama 305/2 di Chernobyl, Ukraina. Reaksi fisi baru diduga sedang berlangsung di lokasi itu.
Peneliti menyebut ada kemungkinan reaksi nuklir aktif di ruangan yang saat ini tidak terjangkau. Reaksi nuklir itu disebut kompleks dan tidak terkendali.
Melansir Live Science, ruangan itu penuh dengan puing-puing berat, menyembunyikan bubur radioaktif uranium, zirkonium, grafit, dan pasir yang mengalir ke ruang bawah tanah pabrik seperti lahar, sebelum mengeras membentuk fuel-containing materials (FCM).
Kadar neutron yang meningkat menunjukkan bahwa FCM sedang mengalami reaksi fisi baru, yakni saat neutron menyerang dan membelah inti atom uranium hingga menciptakan energi.
“Untuk saat ini, limbah radioaktif ini membara seperti bara api di lubang barbekyu,” ujar Neil Hyatt, seorang ahli kimia bahan nuklir dari Universitas Sheffield.
Namun, dia menyebut mungkin saja bara api tersebut dapat menyala sepenuhnya jika dibiarkan terlalu lama hingga mengakibatkan ledakan lain.
Peneliti senior di Institute for Safety Problems of Nuclear Power, Maxim Saveliev berkata potensi ledakan itu tidak akan separah ketika menghancurkan pabrik pada tahun 1986, yang mengakibatkan ribuan kematian dan memuntahkan awan radioaktif ke seluruh Eropa.
Dia menilai jika bahan nuklir menyala lagi, ledakan sebagian besar akan terkandung di dalam ruang baja dan beton yang dikenal sebagai Shelter, yang dibangun di sekitar reaktor Unit Empat yang hancur satu tahun setelah kecelakaan.
Diberitakan The Hill, pihak terkait sempat membangun New Safe Confinement (NCS), sebuah pelindung kontaminasi radioaktif senilai US$1,8 miliar atau sekitar Rp25,7 triliun (kurs Rp14.281).
NSC juga dibuat untuk menurunkan jumlah neutron, sehingga masalah kemungkinan ledakan dapat diselesaikan dengan sendirinya.
Pada 26 April 1986, ledakan reaktor nuklir terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl. Insiden itu dianggap sebagai bencana nuklir terburuk dalam sejarah karena sangat merugikan dari sisi ekonomi dan korban jiwa.
Bencana Chernobyl adalah salah satu dari dua kecelakaan terkait energi yang diberi peringkat maksimum level 7.