Baidu, perusahaan teknologi raksasa di China telah meluncurkan layanan Apollo Go, taksi nirpengemudi di Beijing, menjadikannya sebagai perusahaan pertama yang menjalankan operasi armada taksi tanpa pengemudi itu di China.
Sejak awal bulan Mei, 10 unit taksi nirpengemudi Apollo Go tampak beroperasi di kawasan seluas tiga kilometer persegi untuk menjemput dan menurunkan penumpang di delapan halte di Taman Shougang di bagian barat Beijing. Tarif satu kali perjalanan taksi itu adalah 30 yuan atau sekitar 4,60 dolar dan layanan ini terbuka untuk penumpang berusia 18 hingga 60 tahun.
Taksi Apollo Go dengan sistem swakemudi itu dioperasikan dengan menggunakan mobil mewah Hongqi, yang merupakan mobil produksi dalam negeri.
Setelah menekan tombol “mulai perjalanan” di sebuah layar yang terpasang di dalam mobil, penumpang diminta untuk mengenakan sabuk pengaman dan siap untuk berangkat.
Tidak seperti pada demonstrasi swakemudi yang dilakukan perusahaan Baidu di Beijing sebelumnya, ini merupakan pertama kalinya tidak ada supir di belakang kemudi, yang berjaga-jaga demi keselamatan penumpang.
Sebagai gantinya, ada seorang petugas keselamatan yang duduk di bagian depan jika timbul keadaan darurat.
Penumpang dapat mengamati kendaraan lain yang melewati taksi itu serta pejalan kaki, melalui sebuah layar yang dipasang di dalam mobil, yang menampilkan sinyal saat taksi itu berjalan, yang ditransfer dari kamera dan LIDAR. LIDAR adalah perangkat yang dipasang di atap mobil taksi, yang menggunakan laser untuk mengukur jarak.
Jia Ke, pemimpin redaksi majalah Auto Business Review, mengatakan, “Sistim swakemudi Apollo Go menggabungkan beberapa jenis sensor seperti kamera-kamera, sensor radar gelombang milimeter, radar ultrasonik, dan LIDAR (pendeteksi cahaya dan jarak).”
“Mobil swakemudi Baidu ini mengintegrasikan kamera-kamera dan LIDAR, sedangkan Elon Musk telah mengatakan, Tesla akan berhenti menggunakan radar laser dan hanya menggunakan gabungan visual, yaitu kamera-kamera, untuk menyelesaikan masalah. Para pembuat mobil saat ini berkonsentrasi penuh pada mobil-mobil pintar,” imbuhnya.
Penumpang dapat memesan taksi dengan menggunakan aplikasi ponsel pintar Apollo Go. Ketika taksi tiba di halte penjemputan, penumpang diharuskan memindai kode QR untuk memverifikasi identitas penumpang sebelum memasuki taksi.
Zhang Yang, mahasiswi pascasarjana jurusan automasi, menumpang taksi swakemudi yang memiliki kecepatan 30 km/jam itu selama dua menit. Ia merasa khawatir apakah teknologi itu akan berfungsi dengan baik di Beijing.
“Di Beijing terdapat terlalu banyak pejalan kaki dan kami melihat banyak orang menyeberang tiba-tiba di jalur ini, jadi saya benar-benar khawatir. Taksi nirpengemudi mungkin memiliki aplikasi yang luas di kota dengan kepadatan penduduk di tingkat dua atau tiga,” jelasnya.
Baidu, yang mesin pencarinya dikenal luas, telah menguji mobil swakemudi di jalan terbuka sejak tahun lalu. Layanan taksi Apollo Go telah membawa lebih dari 210.000 penumpang di tiga kota di China. Perusahaan itu berencana untuk memperluasnya ke 30 kota dalam tiga tahun mendatang взять займ безработному онлайн.
Jia menambahkan, berdasarkan sistem automasi mengemudi, Baidu berada pada tingkat 4, yang berarti mobil itu dapat beroperasi di kawasan terbatas namun membutuhkan bantuan manusia dalam keadaan darurat, sedangkan pada tingkat tertinggi, lima, kehadiran supir tidak dibutuhkan.
Taman Shougang adalah bekas kawasan pabrik baja dan besi yang telah dibangun kembali menjadi tempat wisata dan tempat penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin Beijing pada tahun 2022.
Baidu mengatakan, layanan swakemudi itu diharapkan dapat membawa atlet dan pengunjung ke arena pertandingan. Selain Baidu, perusahaan teknologi China lainnya seperti Huawei juga mulai menjajaki pengembangan di bidang kendaraan swakemudi.