Sebuah akun di Twitter mengklaim bahwa terjadi kebocoran data sensitif di BRI Life yang merupakan anak usaha BRI yang bergerak di bidang asuransi akibat ulah hacker. Data yang bocor disebut berjumlah besar.
“Kebocoran besar, pelaku menjual data sensitif dari BRI Life, perusahaan asuransi Bank Rakyat Indonesia. Dalam video, mereka mendemonstrasikan data besar yang mampu mereka dapatkan,” sebut akun Twitter @UnderTheBreach.
Diklaim bahwa sebanyak data 2 juta klien BRI Life terdampak berikut 463 ribu dokumen. Data-data tersebut dilaporkan dijual di dark web dengan harga permintaan USD 7.000 atau di kisaran Rp 101 juta.
Akun lain yang mengabarkan kebocoran tersebut adalah dari perusahaan keamanan cyber @HRock. Disebutkan bahwa kemungkinan komputer karyawan BRI Life yang menjadi sarana bagi hacker untuk menggondol data.
“Kami mengidentifikasi beberapa komputer karyawan BRI Life dan Bank Rakyat Indonesia yang mungkin membantu hacker mendapatkan akses awal pada perusahaan ini,” klaim mereka.
Data yang diangkut disebutkan termasuk kartu identifikasi, foto buku rekening, akte kelahiran, data terkait kesehatan dan lain sebagainya. Ditampilkan pula beberapa contoh dokumen yang bocor seperti KTP dan dokumen pemeriksaan kesehatan.
Belum dapat dipastikan kebenaran dari kebobolan data BRI Life ini. Jika benar, kasus semacam ini bukan yang pertama kali terjadi di Indonesia di mana data sensitif suatu perusahaan diangkut oleh hacker. detikINET pun sedang menghubungi pihak-pihak terkait untuk meminta klarifikasi.