Intel Minta Maaf Usai ‘Tolak’ Pasokan Barang China

0
555

Jakarta, CNN Indonesia — Perusahaan teknologi Amerika Serikat, Intel meminta maaf atas instruksi penghentian pasokan tenaga kerja dan komponen dari China, tepatnya dari Xianjiang.
Meski hanya berupa kepatuhan atas aturan di AS, namun sikap dan pernyataan Intel tersebut rupanya jadi kontroversi di China.

Intel yang merupakan salah satu produsen chip terbesar di AS tersebut di awal Desember 2021 mengeluarkan pernyataan.

“Diperlukan untuk memastikan rantai pasokan kami tidak menggunakan tenaga kerja, atau sumber barang, atau layanan dari wilayah Xinjiang” tertulis dalam pernyataan resmi.

Pernyataan tersebut ditujukan untuk menjawab pertanyaan para investor soal rantai pasokan produksi, usai AS soroti penahanan masyarakat Uighur di Xianjiang.

Usai pernyataan menjadi kontroversi, Intel sampaikan permintaan maaf, dan menegaskan hal tersebut dilakukan demi patuh pada aturan pemerintah AS.

“Meskipun niat awal kami adalah untuk memastikan kepatuhan terhadap undang-undang AS, surat ini telah menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran di antara mitra China yang kami sayangi, yang sangat kami sesali,” tulis Intel di laman Weibo, dikutip dari CNN.

Aturan AS memutus rantai pasokan dari Xianjiang didasari tudingan China ‘menahan’ masyarakat Uighur di Xianjiang, tepatnya di kamp yang dinamakan tempat “Pendidikan Ulang”.

Negara-negara Barat menduga terdapat aksi kerja paksa di sana, dan berkaitan dengan China sebagai salah satu mitra dan pemasok aset dalam rantai ritel global.

Meski telah meminta maaf, namun Intel mengaku tetap patuh pada aturan dan sikap tersebut.
Media-media di China pun bereaksi atas sikap dan pernyataan Intel tersebut. Surat kabar resmi Partai Komunis di China bahkan menyebut sikap tersebut tak masuk akal dan Intel “Menggigit tangan yang memberinya makan.”

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Kamis (23/12) telah menandatangani sebuah rancangan undang-undang melarang barang impor yang diproduksi dari hasil perbudakan Uighur.

Pemboikotan AS pada pasokan barang China ini menambah ketegangan antara kedua negara, setelah AS juga menjadi salah satu negara yang bersikukuh melakukan boikot diplomatis untuk Olimpiade China.