Pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi paparkan tentang untung rugi teknologi dunia baru metaverse.

Dunia baru yang digaungkan oleh raksasa teknologi Meta (sebelumnya Facebook Inc.) ramai diperbincangkan di dunia teknologi.

Pasalnya, metaverse menawarkan beragam potensi dengan kehadirannya, di antaranya meeting online yang lebih realistis, menonton konser, serta mengubah aktivitas digital lain yang sebelumnya dalam bentuk teks, gambar, dan video menjadi lebih realistis dengan bantuan perangkat virtual reality (VR).

Namun menurut Ismail, metaverse di Indonesia masih belum terlalu jelas. Pun, membahas terlalu jauh hanya akan membuang waktu dan biaya.

“Ini kan belum jelas, kalau kemudian nanti dibahas oleh seminar-seminar, dan lain-lain, ini akan menghabiskan waktu, menghabiskan biaya, menjadi buzzword,” kata Ismail kepada CNNindonesia.com melalui sambungan telepon, Senin (20/12).

“Jadi kita akan rugi waktu dan biaya untuk membahas sesuatu yang belum jelas,” tegasnya.

Maka dari itu Ismail menyarankan sejumlah lembaga untuk tidak terlalu ikut dalam pembahasan teknologi baru ini.

“Jadi kalau saran saya [baik itu] Kementerian, lembaga, atau pemerintahan enggak perlu terlalu ikutan bahas metaverse dulu karena masih belum jelas,” katanya.

Selain itu, metaverse juga akan memerlukan sejumlah peralatan yang tidak murah, sehingga pemanfaatan secara masif masih akan sulit.

“Metaverse itu membutuhkan peralatan yang tidak murah, bentuknya virtual reality (VR), kalau menggunakan punya Facebook itu Oculus Quest,” ujar Ismail.

“Berapa banyak yang bisa ikutan pakai, hanya orang-orang yang berpunya saja, enggak bisa ini masif,” imbuhnya.

Maka dari itu Ismail mengatakan bahwa dirinya belum melihat manfaat yang dapat dihasilkan dari metaverse.

“Saya belum melihat manfaatnya dalam waktu dekat,” pungkasnya.

Berseberangan dengan pendapat Ismail, Pendiri Microsoft, Bill Gates optimis metaverse akan menjadi ‘sesuatu’ di masa depan.

Bahkan ia meramalkan dalam tiga tahun ke depan metaverse akan berkembang dan digunakan banyak karyawan kantoran. Dan nantinya aktivitas rapat kantor akan banyak terjadi di dunia virtual metaverse.

Kemudian menurut Gates, dunia tersebut akan membuat pengguna dapat bersosialisasi dan berinteraksi secara virtual dengan teman, dapat bekerja, bermain, belajar, berbelanja, berkreasi, dan banyak lagi.

Metaverse merupakan konsep kehidupan virtual yang kini tengah dikembangkan oleh sejumlah perusahaan teknologi. Dengan konsep tersebut, seseorang bisa melakukan hal-hal seperti bekerja, belanja, hingga bermain secara virtual.

Seseorang akan diwakili oleh sebuah avatar, dan di dunia metaverse setiap avatar bisa bertemu dan berinteraksi, bak dunia nyata.