Ukuran Bumi, dan Perdebatan Soal Ukuran yang Terus Membesar

0
1714

Seberapa luas ukuran Bumi masih menjadi pertanyaan besar bagi sejumlah masyarakat. Terlebih, beberapa laporan menyebut ukuran Bumi kian membesar.

Bumi merupakan planet ketiga dari Matahari, sekaligus merupakan planet terbesar kelima dari delapan dalam tata surya. Bumi disebut planet terestrial terbesar di tata surya bagian dalam, lebih besar dari ukuran Merkurius, Venus, dan Mars.

Seberapa luas Bumi?

Menurut Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland, diameter Bumi di khatulistiwa berukuran 6.378 kilometer. Sehingga Bumi disebut tak bulat utuh. Rotasi planet menyebabkannya menonjol di ekuator.

Menggunakan pengukuran tersebut, lingkar khatulistiwa Bumi adalah sekitar 40.075 kilometer. Namun, dari kutub ke kutub – keliling meridional – Bumi hanya berjarak 40.008 kilometer. Bentuk planet kita, disebabkan oleh perataan kutub, atau disebut spheroid oblate.

Menurut NASA, kepadatan Bumi adalah 5,513 gram per sentimeter kubik. Bumi adalah planet terpadat di tata surya karena memiliki inti logam dan mantel berbatu.

Sementara Jupiter, memiliki struktur yang kurang padat karena sebagian besar terdiri dari gas seperti hidrogen.

Massa Bumi adalah 6,6 sextillion ton. Volumenya sekitar 260 miliar mil kubik atau 1 triliun kilometer kubik. Total luas permukaan Bumi adalah sekitar 510 juta kilometer persegi.

Sekitar 71 persen dari planet kita ditutupi oleh air, sedangkan 29 persen oleh daratan. Sebagai perbandingan, total luas permukaan Venus kira-kira 460 juta kilometer persegi, dan Mars sekitar 144 juta km persegi.

Gunung Everest adalah tempat tertinggi di Bumi di atas permukaan laut dengan ketinggian 8.849 meter. Tetapi itu bukan titik tertinggi di Bumi atau tempat paling jauh dari pusat Bumi.

Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA), posisi paling tinggi di Bumi berada di Gunung Chimaborazo di Pegunungan Andes Ekuador.

Walaupun Chimaborazo berada memiliki ketinggian 3.048 meter lebih pendek dari Everest, namun memiliki jarak 2.073 meter lebih jauh ke luar angkasa karena tonjolan khatulistiwa, mengutip Space.

Di samping itu titik terendah di Bumi menurut NOAA adalah Challenger Deep di Palung Mariana di Samudra Pasifik barat. Lokasi itu berada sekitar 11.034 meter di bawah permukaan laut.

Bumi disebut tidak bulat utuh. Rotasi planet menyebabkannya menonjol di ekuator.

Bumi terus mendapat materi dari tata surya di sekitarnya. Misalnya terdapat debu yang melaju lewat ruang angkasa secara teratur, “membombardir” planet Bumi dalam bentuk bintang jatuh, dan gas dari atmosfer Bumi secara teratur menguap ke luar angkasa.
Jadi, jika Bumi terus memberi serta memperoleh materi baru, apakah ukuran Bumi mengembang atau menyusut?

Menurut Guillaume Gronoff, seorang ilmuwan peneliti senior yang mempelajari gerakan atmosfer di Pusat Penelitian Langley NASA di Virginia, mengatakan karena menguapnya gas Bumi ke luar angkasa, atmosfer planet kita menyusut, namun tidak menyusut banyak.

Sebagai informasi, beberapa planet terbentuk karena pertambahan ketika debu antariksa bertabrakan dan semakin menumpuk sehingga menjadi massa yang lebih besar.

Setelah Bumi terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun lalu, pertambahan terus terjadi dalam bentuk meteor dan meteorit yang menambah massa Bumi.

Tapi begitu sebuah planet terbentuk, proses lain dimulai yaitu pelepasan materi ke atmosfer. Ini bekerja mirip dengan penguapan tetapi pada skala yang berbeda.

Menurut Gronnof, di permukaan atmosfer, atom oksigen, hidrogen, dan helium menyerap energi dari Matahari untuk keluar dari atmosfer.

Jadi bagaimana proses ini mempengaruhi massa bumi secara keseluruhan? Ilmuwan hanya bisa memperkirakan.

“Tentu saja, ini masih dalam penelitian, karena sulit untuk mengukur massa Bumi secara real time,” kata Gronoff kepada Live Science.

Gronoff mengatakan dengan mengamati laju meteor, para ilmuwan memperkirakan bahwa sekitar 15.000 metrik ton atau seukuran satu setengah Menara Eiffel berdampak pada Bumi setiap tahun.

Sementara itu, dengan menggunakan data satelit, para ilmuwan telah memperkirakan tingkat pelepasan atmosfer.

“Ini sekitar 75.000 metrik ton atau 7,5 Menara Eiffel. Itu berarti Bumi kehilangan massa sekitar 66.100 ton per tahun. Meskipun kedengarannya sangat banyak, namun dalam konteks seluruh planet, ini sangat, sangat, sangat kecil,” katanya.

Namun, lautan dan proses lainnya seperti letusan gunung berapi, disebut membantu mengisi kembali atmosfer Bumi.

Dalam proses tersebut, meskipun ukuran Bumi disebut menyusut tak membahayakan kehidupan di Bumi.

Sumber : CNN [dot] COM