Mengenal AR dan VR, Batu Loncatan Pahami Konsep Metaverse

0
374

Perangkat Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) mungkin bukan sesuatu yang asing lagi di telinga pecinta teknologi.

Kedua perangkat tersebut secara teknis merupakan jendela ke ruang ‘kehidupan baru’ Metaverse.

Kata “augment” berarti menambah, memperluas, atau membuat lebih baik. Sehingga augmented reality (AR) dapat dijelaskan sebagai bentuk realitas virtual di mana dunia nyata diperluas atau ditingkatkan melalui penggunaan elemen virtual.

AR dapat bekerja dalam beberapa cara berbeda dan digunakan untuk berbagai macam kegunaan, tetapi dalam kebanyakan kasus, objek virtual AR digabungkan dalam pandangan dunia nyata, menciptakan ilusi bahwa mereka menempati ruang yang sama.

Perangkat AR memiliki tampilan, perangkat input, sensor, dan prosesor. Perangkat ini dapat berupa monitor, layar yang dipasang di kepala, kacamata, lensa kontak, konsol game, bahkan sekadar ponsel pintar atau smartphone.

Kemudian umpan balik suara dan sentuhan juga dapat dimasukkan dalam sistem AR melalui metode dan perangkat non-visual lainnya.

Dikutip dari Life Wire, meskipun AR adalah bentuk virtual reality (VR), kedua hal ini sangat berbeda.

VR merupakan lingkungan yang dihasilkan komputer yang memungkinkan pengguna mengalami realitas yang berbeda.

Perangkat VR biasanya disematkan di kepala, dan secara visual memisahkan pengguna dari ruang apa pun yang saat itu ditempati secara fisik.

Gambar yang dihasilkan perangkat VR diumpan ke mata pengguna dari dua lensa kecil.

Melalui VR, pengguna dapat melakukan banyak hal mulai dari mendaki Grand Canyon, berkeliling Louvre, menikmati film seolah-olah menjadi bagian film tersebut, dan bahkan membenamkan diri dalam video game tanpa meninggalkan sofa.

Kehadiran dunia baru metaverse yang digaungkan oleh raksasa teknologi Meta membuat kedua perangkat ini perlu diketahui.

Pasalnya kedua perangkat ini merupakan salah satu kunci untuk masuk ke dalam dunia virtual tersebut. Sehingga, dengan memahami cara kerja dari kedua perangkat ini, pengguna dapat menentukan perangkat yang dibutuhkan jika suatu saat akan mencoba masuk ke metaverse.

Untuk memahami metaverse, Anda bisa terlebih dahulu familiar dengan dua konsep di industri teknologi: Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR).

AR Versus VR
AR disebut memberikan pengalaman yang agak berbeda dibandingkan dengan VR.
VR adalah tentang membenamkan pengguna ke dunia yang sepenuhnya virtual, dilihat melalui layar di perangkat pengguna, dan dunia nyata di luarnya bukanlah bagian dari pengalaman tersebut.

Sedangkan AR, seperti namanya, adalah tentang menambah atau meningkatkan realitas. Pengguna mungkin melihat kucing atau binatang lain di jalan (yang nyata),tetapi mungkin ada karakter digital dan konten virtual yang berada di sekitarnya.

Glass, kacamata berteknologi tinggi yang diluncurkan oleh Google pada 2014 adalah perangkat AR, tetapi Google telah menyerah untuk mencoba menjualnya kepada khalayak umum.

Namun kini lebih banyak perangkat keras yang dibuat, seperti Microsoft HoloLens yang tampaknya akan menjadi perangkat augmented reality setara dengan PlayStation VR.

Perangkat ini disebut akan disematkan juga pada beberapa game seperti PlayStation VR, misalnya game minecraft yang populer.

Dilansir dari The Guardian, perusahaan lain yang juga tengah mengembangkan teknologi AR adalah perusahaan rintisan yang berbasis di Florida bernama Magic Leap.

Perusahaan tersebut telah mengumpulkan dana US$ 1,4 miliar atau sekitar Rp20,09 triliun untuk perangkat dan teknologi AR-nya, hanya memberikan beberapa penggoda tentang seperti apa dan bagaimana cara kerjanya.

Untuk saat ini, cara paling terjangkau untuk mencoba augmented reality adalah melalui aplikasi yang ada di ponsel pintar, yang melapisi teks dan grafik pada umpan dari kamera.

Game populer Pokémon Go dan lensa face-mangling di Snapchat pun sama-sama menggunakan augmented reality.

Sumber : CNN [dot] COM