Bidik Metaverse, Microsoft Beli Pembuat Call of Duty Rp 987 T

0
536
Microsoft memperbaharui aplikasi penerjemah dengan menyematkan teknologi Artificial Intelligence. (Foto: REUTERS/Lucy Nicholson)

Microsoft baru saja mengumumkan membeli perusahaan pembuat game Call of Duty, Activision Blizzard. Angkanya sebesar US$68,7 miliar atau Rp 987,2 triliun, yang menjadi kesepakatan terbesar di industri game.

Pembelian ini berbarengan dengan ambisi Microsoft untuk masuk lebih dalam pada dunia virtual Metaverse. Tempat orang bisa beraktivitas dari bekerja, bermain dan bersosialisasi secara online.

“Game adalah kategori hiburan paling dinamis dan menarik di semua platform hari ini dan akan memainkan peran penting dalam pengembangan platform Metaverse,” kata Kepala Eksekutif Microsoft, Satya Nadella dikutip dari Reuters, Rabu (18/1/2022).

Pembelian ini membuat Microsft menjadi perusahaan game terbesar ketiga di dunia. Namun nampaknya akan ada kabar buruk akibat kesepakatan.

Andre Barlow dari firma hukum Doyle, Barlow & PLC Mazard, mengungkapkan kesepakatan ini akan menyeret Microsoft ke hadapan para regulator. “Microsoft telah [jadi pemain] besar dalam game,” ungkapnya.

Microsoft tampaknya yakin bisa lolos dari regulator soal antimonopoli. Reuters menuliskan sebuah sumber menyebut perusahaan akan membayar biaya pemutusan senilai US$3 miliar jika kesepakatan akhirnya gagal.

Artinya raksasa teknologi dunia itu amat yakin bisa memenangkan persetujuan antimonopoli dari pembelian tersebut.

Seorang sumber yang mengetahui rencana pembelian mengatakan CEO Activision, Bobby Kotick tetap akan jadi orang nomor satu di perusahaan setelah pembelian dilakukan. Walaupun dia diperkirakan akan pergi setelah kesepakatan selesai.

Pembelian ini terjadi di tengah isu tudingan pelecehan seksual pada karyawan dan perilaku tidak senonoh oleh sejumlah manajer puncak di Activision. Perusahaan masih menangani tuduhan tersebut dan menyatakan telah memecat lebih dari tiga lusin karyawan dan mendisiplinkan 40 orang sejak Juli lalu.

Dalam panggilan konferensi dengan analis beberapa waktu lalu, Satya Nadella pernah mengungkapkan hal ini secara tidak langsung. Dia berbicara soal pentingnya budaya di dalam perusahaan.

“Sangat penting bagi Activision Blizzard mendorong komitmen budaya yang diperbarui. Keberhasilan akuisisi akan bergantung pada hal itu,” ucapnya.