Brazil  memanfaatkan mikroorganisme hidup untuk mengatasi dampak buruk sampah organik di perairan. 

Laguna-laguna dan lahan-lahan basah di kota Marica di negara bagian Rio de Janeiro dulunya adalah kebanggaan Brazil. Namun kini, sampah-sampah organik banyak menumpuk di sana sehingga mengancam eksistensi habitat flora dan faunanya.

Untuk mengatasi masalah itu, pihak berwenang setempat mencoba menerapkan teknik penyelamatan yang sangat ramah lingkungan, yakni memanfaatkan mikroorganisme hidup.

Estefan Monteiro, peneliti di Fluminense Federal University (UFF) yang menjalin kerja sama dengan Dewan Kota Marica, menjelaskan alasan mengapa menerapkan teknik itu.

“Saat ini, limbah organik di laguna-laguna dan lahan-lahan basah itu sudah terlalu banyak. Lingkungan di sana sudah kewalahan mengatasinya secara alami. Yang kami lakukan di sini adalah untuk memperkuat lingkungan itu sehingga dapat melakukan fungsinya. Kami hanya memberinya vitamin agar bisa berfungsi.”

Vitamin yang dimaksud Monteiro adalah mikrorganisme hidup, atau tepatnya bakteri. Bakteri ini konon dapat membantu memicu mikroorganisme setempat untuk lebih giat mendekontaminasi sampah-sampah organik .

Mikroorganisme itu diberikan dalam bentuk cair dan padat. Yang cair dilarutkan ke dalam air, sementara yang padat ditenggelamkan ke dasar untuk bekerja melakukan pembersihan pada lumpur. Proses pembersihan itu berlangsung secara terus menerus, dan bukan hanya sekali waktu saja.

Teknik yang berhasil dipraktikkan di Jepang ini sudah mendapat izin dari Kementerian Pertanian Brasil, serta IBAMA (Badan Pengawas Lingkungan Brasil) dan ANVISA (Badan Pengawas Sanitasi Nasional). Monteiro menyatakan, teknik tersebut tidak merusak lingkungan.

“Yang menjadi hal penting dalam teknik ini adalah keberlanjutan lingkungan. Kami tidak menggunakan bahan kimia yang merusak lingkungan. Pada saat yang sama, teknik ini tidak akan menimbulkan dampak sekunder yang bisa merusak lingkungan,” jelasnya.

Olavo Noleto, 47 tahun, Presiden Codemar, perusahaan pengembang kota Marica yang menjalin kerja sama dengan UFF, merasa optimistis dengan proyek ini. Ia mengatakan bahwa hasilnya sudah dapat terlihat, meskipun proyek tersebut baru berjalan selama dua bulan.

“Kami berhasil melakukan sesuatu di luar kebiasaan. Ini solusi yang mudah, sederhana, langsung, dan murah yang memiliki hasil nyata bagi masyarakat.”