Menerka Senjata Kimia Rusia yang Dituduh AS Dipakai di Ukraina

0
452

Rusia menuduh Amerika Serikat mendanai pembuatan senjata biologis di Ukraina, sementara Amerika Serikat menyatakan hal itu bohong dan menuduh balik. Rusia dikatakan kemungkinan telah menggunakan senjata kimia atau biologis di Ukraina.

Hal ini telah menjadi perhatian khusus Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menggelar pertemuan darurat pada pekan lalu.

Menteri Pertahanan Rusia Igor Konashenkov sebelumnya menyatakan AS mendanai Ukraina untuk membuat senjata biologis dari patogen mematikan. Ia juga mengaku telah mendapatkan bukti-bukti dokumen yang menunjukkan detail aktivitas riset materi biologi untuk keperluan militer Ukraina.

Sementara itu juru bicara Gedung Putih Jen Psaki justru mengungkapkan bahwa Rusia kemungkinan menggunakan senjata kimia selama melancarkan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari lalu.

Ukraina memang memiliki laboratorium yang secara sah mempekerjakan para ilmuwan, untuk melindungi warga Ukraina dari penyakit seperti Covid-19.

Mengingat Ukraina sekarang dalam keadaan perang, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meminta Ukraina menghancurkan semua patogen berbahaya di laboratoriumnya.

Beda senjata kimia dan biologis

Senjata kimia adalah jenis amunisi yang disertai racun atau zat kimia yang menyerang sistem tubuh manusia.

Ada berbagai kategori senjata kimia, misalnya gas yang mampu membuat sesak nafas seperti fosgen yang menyerang paru-paru dan sistem pernapasan, menyebabkan korban tenggelam dalam sekresi paru-paru mereka.

Ada pula zat yang membuat melepuh, seperti gas mustard, yang membakar kulit dan membutakan orang.

Kemudian ada kategori paling mematikan dari semuanya, yaitu gas saraf yang mengganggu pesan otak ke otot-otot tubuh.

Setetes kecil zat kimia itu bisa berakibat fatal. Kurang dari 0,5 mg gas ini sudah cukup untuk membunuh orang dewasa.

Semua yang disebut bahan kimia ini dapat digunakan dalam peperangan dengan peluru artileri, bom, dan misil.

Namun, semua zat kimia dilarang keras oleh Konvensi Senjata Kimia 1997 yang ditandatangani sebagian besar negara, termasuk Rusia.

Pengawas global untuk senjata kimia berada di Den Haag, Belanda, dengan nama OPCW atau Organisasi Pelarangan Senjata Kimia.

OPCW memantau penggunaan senjata ini secara tidak sah, dan mencoba mencegah proliferasinya.

Mereka telah digunakan dalam perang di masa lalu, seperti contohnya dalam Perang Dunia I, perang Iran-Irak pada 1980-an, dan baru-baru ini oleh pemerintah Suriah melawan pasukan pemberontak.

Rusia mengklaim telah menghancurkan stok senjata kimia terakhirnya pada 2017, tetapi sejak itu setidaknya ada dua serangan kimia yang dituduhkan kepada Moskow.

Pertama, yaitu serangan Salisbury pada Maret 2018 ketika seorang mantan perwira dan pembelot KGB, Sergei Skripal, diracun bersama putrinya oleh agen Novichok.

Rusia membantah bertanggung jawab dan memberikan lebih dari 20 penjelasan berbeda, tentang siapa yang bisa melakukannya.

Namun penyelidik menyimpulkan itu adalah pekerjaan dua perwira dari intelijen militer GRU Rusia dan akibatnya 128 mata-mata dan diplomat Rusia diusir dari beberapa negara.

Kemudian pada Agustus 2020 aktivis oposisi terkemuka Rusia Alexei Navalny juga diracun dengan Novichok dan lolos dari kematian.

Jika Rusia menggunakan senjata seperti gas beracun dalam perangnya, ini akan dianggap melintasi batasan, dan kemungkinan besar mendorong seruan bagi Barat untuk mengambil tindakan tegas.

Hingga kini tidak ada bukti apakah Rusia menggunakan senjata ini sambil membantu sekutunya mengalahkan pemberontak di Suriah, tetapi memberi dukungan militer besar-besaran untuk rezim Bashar al-Assad, yang diduga melakukan puluhan serangan kimia terhadap rakyatnya sendiri.

Senjata biologis

Sementara itu senjata biologis berbeda dengan senjata kimia. Ini adalah ungkapan yang digunakan untuk menggambarkan persenjataan patogen berbahaya seperti Ebola.

Masalahnya adalah ada area samar yang berpotensi antara bekerja pada cara untuk melindungi populasi Anda dari patogen berbahaya, dan diam-diam mengerjakan bagaimana mereka dapat digunakan sebagai senjata.

Rusia tidak segera menunjukkan bukti kesalahan Ukraina di senjata kimia. Tetapi menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat untuk membahas klaimnya.

Rusia ketika masih Uni Soviet mengendalikan program senjata biologis yang sangat besar, yang dijalankan sebuah badan bernama Biopreparat, dan mempekerjakan sekitar 70 ribu orang.

Setelah berakhirnya Perang Dingin, para ilmuwan masuk untuk membongkarnya.

Mereka menemukan Soviet telah memproduksi dan mempersenjatai antraks, cacar, dan penyakit lain yang secara massal setelah mengujinya pada monyet hidup di sebuah pulau di Rusia selatan.

Mereka bahkan memasukkan spora antraks ke dalam hulu ledak rudal jarak jauh antarbenua yang ditujukan ke kota-kota Barat.

Bom yang disematkan zat kima maupun biologis dianggap seperti senjata yang menimbulkan kepanikan di antara penduduk dunia, dan disebut bisa merusak moral masyarakat.

Meski demikian, hingga kini belum dibuktikan secara pasti apakah gesekan antara Rusia dan Ukraina miliki senjata kimia atau tidak, menurut laporan BBC.

Sumber : CNN [dot] COM