Waspada Dengue Shock Syndrome, Komplikasi DBD yang Berakibat Fatal

0
568

Di musim penghujan, masyarakat Indonesia perlu mewaspadai penularan demam berdarah.

Demam berdarah atau DBD sendiri merupakan penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk ini berkembang biak dengan baik selama musim penghujan.

Meski banyak kasus DBD dapat disembuhkan, namun masyarakat tetap perlu mewaspadai kemungkinan komplikasi dengue shock syndrome yang bisa sebabkan kematian.

DBD sendiri dikenal muncul dalam beberapa stadium. Stadium I dan II umumnya hanya akan memperlihatkan gejala ringan-sedang menyerupai flu.

Berikut beberapa gejala umum DBD, menukil laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO):

  • sakit kepala;
  •  sakit di belakang mata;
  • nyeri otot dan sendi;
  • mual dan muntah;
  • pembengkakan kelenjar;
  • demam tinggi;
  • ruam.

Ilustrasi Nyamuk Demam Berdarah, Ilustrasi DBD, Ilustrasi Dengue fever

Namun, pada stadium III dan IV, DBD mulai akan memperlihatkan gejala yang lebih buruk. Kondisi inilah yang disebut sebagai dengue shock syndrome.

WHO sendiri mengkategorikan pasien DBD yang masuk dalam kondisi kritis. Selama 24-48 jam fase kritis, sebagian pasien bisa memperlihatkan penurunan gejala yang tiba-tiba. Pada saat inilah, saat demam mulai turun, tanda-tanda peringatan DBD yang lebih buruk bisa bermanifestasi.

Dengue shock syndrome adalah komplikasi DBD yang bisa berakibat fatal dan sebabkan kematian. Komplikasi memicu kebocoran plasma, akumulasi cairan, gangguan pernapasan, pendarahan hebat, hingga kerusakan organ.

Berikut beberapa tanda peringatan yang perlu dipantau:

  • sakit perut parah;
  • muntah terus menerus;
  • napas cepat;
  • gusi atau hidung berdarah;
  • gelisah, lelah;
  • pembesaran hati;
  • munculnya darah dalam muntah, urine, dan feses.

Dari segi pemeriksaan laboratorium, dengue shock syndrome juga bisa ditandai dengan jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3.

Cara Mencegah Dengue Shock Syndrome

Petugas melakukan pengasapan (fogging) di kawasan Pasar baru, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Kegiatan tersebut guna memberantas nyamuk Aedes aegypti sekaligus mencegah wabah demam berdarah dengue (DBD). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

Dengue shock syndrome sendiri sulit untuk diprediksi. Tak ada faktor risiko khusus yang membuat seseorang berpotensi mengalami komplikasi saat terkena DBD.

Untuk itu, satu-satunya yang bisa Anda lakukan hanyalah melakukan pencegahan. Mencegah penularan DBD dapat membuat Anda terhindar dari ancaman dengue shock syndrome.

Anda bisa mencegah gigitan nyamuk demam berdarah dengan beberapa cara, seperti berikut.

  • menggunakan losion anti-nyamuk;
  • menanam tanaman pengusir nyamuk;
  • menggunakan pakaian panjang, khususnya pada pagi dan sore hari karena nyamuk Aedes aegypti biasa aktif di waktu tersebut;
  • memasang kawat kasa di lubang ventilasi;
  • memberantas jentik nyamuk;
  • menguras dan membersihkan tempat penampungan air secara rutin;
  • menutup wadah dan genangan air;
  • hindari menyimpan barang-barang yang sudah tak terpakai.

Lakukan cara-cara di atas agar bisa terhindar dari ancaman dengue shock syndrome yang bisa sebabkan kematian.

Sumber : CNN [dot] COM