Jutaan orang di berbagai negara saat ini sedang mengalami gelombang panas, dan perubahan iklim serta pemanasan global memperparah kondisi ini. Dampaknya bahkan bisa sampai mempengaruhi kesehatan mental.

Tidak dapat disangkal bahwa panas dan kelembaban ekstrem dapat membuat fisik tidak nyaman. Penelitian menunjukkan, kondisi seperti itu dapat mengganggu kesejahteraan psikologis.

“Kami melihat di seluruh spektrum kesehatan mental bahwa suhu panas yang ekstrem merusak kesehatan mental,” kata Nick Obradovich, ilmuwan sosial komputasi di Max Planck Institute for Human Development dan rekan penulis studi 2018 yang menganalisis risiko kesehatan mental sebagai dampak dari perubahan iklim.

Studi telah menemukan hubungan antara kenaikan suhu dan berbagai masalah kesehatan mental termasuk kelelahan mental, agresi, dan bahkan tingkat bunuh diri yang lebih tinggi.

“Hubungan ini tidak hanya terbatas pada lonjakan suhu, tetapi juga terjadi pada orang yang tinggal di iklim yang selalu panas. Meskipun tentu saja tren kesehatan mental dapat bergantung pada berbagai faktor di luar suhu juga,” kata Dr. Obradovich, dikutip dari New York Times, Senin (22/8/2022).

Para ilmuwan belum mengungkap mengapa hal ini bisa terjadi, dan apakah panas itu sendiri dapat menyebabkan perubahan otak yang dapat menyebabkan efek ini. Namun terlepas dari itu, para ahli mengatakan, jelas bahwa panas ekstrem dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih buruk.

Hasil penelitian

“Bukti menunjukkan bahwa suhu ekstrem dapat memengaruhi segalanya mulai dari suasana hati sehari-hari hingga kemungkinan mengalami krisis kesehatan mental yang akut,” kata Dr. Obradovich.

Satu studi yang diterbitkan di JAMA Psychiatry pada bulan Februari misalnya, meneliti catatan medis lebih dari 2,2 juta orang dewasa yang mengunjungi unit gawat darurat dari 2.775 wilayah di seluruh Amerika Serikat antara tahun 2010 dan 2019.

Para penulis studi menemukan bahwa ada sekitar 8% lebih banyak kunjungan ke unit gawat darurat untuk masalah kesehatan mental di hari-hari terpanas musim panas.

Kunjungan darurat terkait masalah seperti menyakiti diri sendiri, serta untuk penggunaan narkoba, kecemasan, suasana hati dan gangguan skizofrenia, semuanya meningkat secara konsisten sebanding dengan kenaikan suhu.

“Tren ini cukup seragam untuk pria dan wanita, untuk orang dewasa dari segala usia dan untuk orang yang tinggal di semua bagian AS,” kata Amruta Nori-Sarma, seorang ilmuwan kesehatan lingkungan di Boston University School of Public Health.

Penelitian lain juga menemukan bahwa suhu yang lebih tinggi dapat memicu kekambuhan sementara pada orang dengan gangguan bipolar, dan paparan sinar Matahari yang lebih tinggi dapat meningkatkan risiko episode manik. Suhu yang lebih tinggi juga telah dikaitkan dengan kematian di antara orang-orang dengan skizofrenia dan kondisi kesehatan mental lainnya.

Data survei dari 1,9 juta orang Amerika antara tahun 2008 hingga 2013 menemukan bahwa pada hari-hari ketika suhu mencapai rekor panas, responden lebih mungkin merasakan berkurangnya kegembiraan dan kebahagiaan, serta peningkatan stres, kemarahan, dan kelelahan.

Yang terjadi di dalam tubuh

“Ketika kita tidak nyaman, kita tidak dalam kondisi terbaik,” kata C. Munro Cullum, seorang neuropsikolog klinis di UT Southwestern Medical Center, di Dallas.

Ketidaknyamanan panas, dan energi yang dibutuhkan tubuh untuk mendinginkan, dapat menurunkan ketahanan secara keseluruhan. Jadi agitasi, iritasi dan rasa sakit menjadi tidak tertahankan, katanya.

Tubuh kita juga terbiasa dengan tingkat stres dasar tertentu, kata Dr. MartinPaulus, direktur ilmiah dan presiden Laureate Institute for Brain Research di Tulsa, Oklahoma yang bekerja dengan Dr.Obradovich dalamstudinya di tahun 2018.

Ketika tubuh mencoba mengatur suhunya selama gelombang panas, katanya, itu menambah ketegangan tambahan dan menghasilkan lebih banyak stres dan peradangan.

Orang dengan kondisi kesehatan mental yang sudah ada sebelumnya mungkin sangat rentan terhadap tekanan panas tambahan, yang dapat mendorong gejala mereka makin intens.

Selain itu, malam yang hangat secara signifikan memperburuk tidur, kata Dr. Obradovich. “Dan kita tahu dari banyak literatur dalam psikologi dan psikiatri bahwa kurang tidur, kesulitan tidur, dan insomnia sangat terkait erat dengan status kesehatan mental yang lebih buruk dari waktu ke waktu,” ujarnya.