Tahun 2022 merupakan tahun terbasah bagi Sydney. Kota terbesar di Australia ini membukukan rekor curah hujan terbanyak dalam satu tahun meski masih tiga bulan lagi tersisa sebelum memasuki tahun yang baru.

Selama ini tahun terbasah yang dibukukan Sydney adalah 1950, dengan curah hujan sepanjang 2.194 milimeter. Pada Kamis siang, tepatnya pukul 12.30, rekor itu terlampaui, setelah kota itu diguyur hujan sepanjang 27,2 milimeter, kata Biro Meteorologi Australia.

Curah hujan tertinggi yang dibukukan Sydney pada tahun ini kemungkinan akan terus meningkat. Hujan lebat diperkirakan akan terus mengguyur kota itu, dan beberapa wilayah lain di Australia tenggara, dalam beberapa hari mendatang.

Biro Meteorologi bulan lalu menyatakan bahwa pola cuaca La Nina, yang dikaitkan dengan curah hujan di atas rata-rata di Australia timur, sedang berlangsung di Pasifik. Biro itu memperkirakan bahwa peristiwa La Nina mungkin memuncak selama musim semi saat ini di Belahan Bumi Selatan dan kembali ke kondisi netral pada awal tahun depan.

La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi. Fenomena ini merupakan kebalikan dari fenomena El Nino yang menyebabkan udara yang lebih panas.

Ini adalah La Nina ketiga sejak 2019, yang merupakan tahun terpanas dan terkering di Australia dalam catatan negara itu. Tahun itu berakhir dengan bencana kebakaran hutan yang dipicu oleh kekeringan yang secara langsung atau tidak langsung menewaskan lebih dari 400 orang, menghancurkan lebih dari 3.000 rumah dan menghancurkan 19 juta hektar hutan, lahan pertanian dan kawasan pinggiran kota.