Jepang akan menghadapi Kroasia pada babak 16 besar Piala Dunia 2022 di Stadion Al Janoub, Senin (5/12). Sedang garang, Jepang bukan tak mungkin membuat Kroasia terjengkang.
Tim Samurai Biru menjadi salah satu kubu yang diperhitungkan usai tampil apik di Grup E. Dua negara raksasa seperti Jerman dan Spanyol sukses dilibas tim besutan Hajime Moriyasu.
Negeri Matahari Terbit menumbangkan Jerman 2-1, kemudian takluk 0-1 dari Kosta Rika, lalu menutup rangkaian babak penyisihan dengan kemenangan 2-1 atas Spanyol. Dua kemenangan membawa Jepang lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2022 sebagai juara Grup E.
Jepang kini sedang berada di atas angin usai membuktikan diri sebagai giant killer di Piala Dunia 2022. Takefusa Kubo dan kompatriot sukses menunjukkan pada dunia bahwa kesempatan selalu terbuka bagi mereka yang mau berusaha.
Mental juang menjadi identitas Jepang dalam berbagai aspek, termasuk sepak bola. Jika melirik kemenangan atas Spanyol, sekilas tampak hampir tak mungkin Jepang bisa menang melawan negara peraih juara dunia.
Saat melawan Jerman, statistik mencatat Jepang hanya memegang 26 persen penguasaan bola. Jumlah shots on target Jepang pun hanya empat berbanding sembilan. Begitu juga dengan jumlah operan Jepang sebanyak 269 sedangkan Jerman mencatat 771 kali.
Statistik lebih gila terlihat ketika menghadapi Spanyol. Jepang hanya mencatat 18 persen ball possession dan tiga shots on target. Kemudian dari jumlah operan, Jepang membukukan 228 sementara Spanyol 1.058.
Jepang berhasil menerapkan prinsip dasar sepak bola: pencetak gol terbanyak adalah pemenang. Alih-alih tampil berlenggak-lenggok bak penari, Ritsu Doan dan rekan-rekan fokus mencari cara menjebol gawang lawan.
Satu hal yang menjadi daya tarik Jepang adalah mental juang. Berkaca dari pertandingan kontra Jerman dan Spanyol, Jepang selalu kebobolan di babak pertama tapi berhasil bangkit dan membalikkan keadaan di paruh kedua.
Jepang terang-terangan meruntuhkan mayoritas prediksi yang menyebut mereka tidak bisa bicara banyak lantaran berada di ‘grup neraka’. Babak 16 besar adalah momen penegasan Jepang sebagai Macan Asia.
Status pemimpin grup membuat Jepang otomatis bertemu dengan Kroasia sebagai runner up Grup F. Tentu hal ini akan menjadi tantangan berat bagi Jepang mengingat status Kroasia sebagai runner up Piala Dunia 2018.
Kroasia saat ini tentu tidak sama dengan empat tahun lalu ketika membuat kejutan di Rusia. Lolos ke babak gugur menunjukkan Kroasia masih memiliki potensi di Piala Dunia 2022.
Hanya saja tim asuhan Zlatko Dalic ini tetap perlu waspada dengan kekuatan Jepang, jika tidak ingin menjadi korban berikutnya.
Di atas kertas, kedua kubu sama tangguhnya. Dari tiga pertemuan, Jepang dan Kroasia mencatat masing-masing satu kemenangan dan sisanya berakhir imbang.
Bersua di Piala Dunia pun bukan yang pertama kali. Mereka sudah berhadapan dua kali. Davor Suker menjadi aktor kemenangan 1-0 Kroasia di Piala Dunia 1998. Sedangkan di Piala Dunia 2006 berakhir imbang 0-0.
Kroasia perlu cerdik melihat dinamika skuad lawan. Absennya bek andalan Jepang, Ko Itakura akibat akumulasi kartu kuning dapat membuka kesempatan mengacak-acak zona pertahanan tim asal Asia Timur itu.
Peran Luka Modric sangat krusial sebagai motor serangan Kroasia. Peraih Ballon d’Or 2018 itu piawai membaca peluang, hal itu dapat membuka kesempatan Kroasia untuk mencuri angka.
Namun Jepang tentu sudah mempersiapkan segalanya, termasuk siasat mengisi pos yang ditinggalkan Itakura. Sosok Takehiro Tomiyasu dapat menjadi pilihan pelatih dalam mengawal benteng pertahanan.
Ritsu Doan, Takefusa Kubo, dan Ao Tanaka dapat kembali tumpuan Jepang dalam menekan lawan. Bukan tak mungkin, kemenangan Jepang atas Kroasia di laga persahabatan pada 1997 silam kembali terulang.
Sumber : CNN [dot] COM