2 Exoplanet Penuh Air bak Bumi, Pakar Ungkap Potensi Ditinggali

0
358

Sebuah tim yang dipimpin peneliti dari University of Montreal menemukan dua exoplanet atau planet ekstrasurya yang disebut “planet air” lantaran permukaannya didominasi oleh air. Mungkinkah manusia hidup di sana?

Mengutip situs resmi Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA), dua planet di luar Tata Surya itu mengorbit bintang kerdil (dwarf) merah. Keduanya berlokasi di sistem planet yang berjarak 218 tahun cahaya dari konstelasi Lyra.

Ilmuwan yang memimpin riset “dunia penuh dengan air” ini adalah Caroline Piaulet dari Trottier Institute for Research on Exoplanets di University of Montreal.

Piaulet dan rekannya mengamati planet ekstrasurya Kepler-138 c dan Kepler-138 d dengan teleskop Hubble milik NASA dan teleskop antariksa yang sudah pensiun, Spitzer. Dalam pengamatan yang berlangsung antara 2014 dan 2016 itu, mereka menemukan, dua planet ini bisa saja sebagian besar disusun dari air.

Sebetulnya, para peneliti tidak mendeteksi langsung keberadaan air di dua planet itu. Mereka hanya membandingkan ukuran dan massa keduanya dengan model.

Para peneliti lalu menyimpulkan bahwa sebagian besar volumenya (hampir setengahnya) sangat mungkin terbuat dari material yang lebih ringan dari batu, namun lebih berat dari hidrogen atau helium. Material yang cocok dengan kategori itu adalah air.

Sebagai perbandingan, Bumi memiliki laut yang mencakup sekitar 72 persen permukaannya. Sisanya adalah daratan.

“Kami sebelumnya berpikir bahwa planet-planet yang sedikit lebih besar dari Bumi adalah bola metal dan batuan yang besar, seperti Bumi yang diperbesar dan itulah alasan kami menyebutnya sebagai Bumi Super,” kata salah satu peneliti yang terlibat di studi ini, Bjorn Benneke.

“Namun demikian, kami sekarang punya bukti bahwa dua planet ini, Kepler-138 c dan d, cukup berbeda bahwa sebagian besar dari volumenya disusun oleh air. Ini adalah bukti terbaik untuk planet air, sebuah tipe planet yang diteorikan oleh banyak astronom dan telah ada untuk waktu yang lama,” kata Benneke yang juga profesor astrofisika dari University of Montreal.

Kepler 138-c dan d juga disebut memiliki volume tiga kali Bumi dan massa dua kalinya. Namun, kedua exoplanet itu punya kepadatan yang lebih rendah daripada Bumi.

Hal itu terbilang mengejutkan karena kebanyakan planet yang sedikit lebih besar dari Bumi dan telah dipelajari sejauh ini, merupakan planet berisikan bebatuan.

Menurut para ahli, perbandingan terdekatnya adalah dengan deret Bulan dingin di luar Tata Surya yang sebagian besarnya juga disusun oleh air yang menyelimuti inti berbatu.

“Bayangkan versi lebih besar dari Europa atau Enceladus, dua bulan yang kaya air yang mengelilingi Jupiter dan Saturnus, tetapi sangat dekat dengan bintangnya. Ketimbang memiliki permukaan es, keduanya justru memiliki selubung-selubung uap air yang besar,” kata Piaulet.

Bisa Ditinggali?

Sayangnya menurut para ahli ini, Kepler-138 c dan d tidak berada di zona yang bisa ditinggali. Pasalnya, temperatur di atmosfer Kepler-138 d berada di atas titik didih air sehingga membuatnya tak memiliki samudra seperti di Bumi.

“Hanya di bawah atmosfer beruap itu, boleh jadi ada air berbentuk cair bertekanan tinggi, atau bahkan air di bagian lain yang tercipta dalam tekanan tinggi, disebut dengan cairan superkritis (supercritical fluid)” kata Piaulet.

Para ahli juga menemukan Kepler-138 e yang berukuran lebih kecil namun ada di tepi zona yang bisa ditinggali (habitable zone).

“Kami menemukan kehadiran Kepler-138 e, yang sepertinya bukan merupakan planet transit di tepi dalam dari zona yang bisa ditinggali,” tulis para ahli dalam sebuah artikel tentang detail studi mereka, di jurnal Nature Astronomy.

Para ahli juga menemukan Kepler-138 e berukuran kecil dan lebih jauh dari bintangnya ketimbang tiga planet yang juga berada di sistem planet Kepler- 138. Sayangnya, mereka belum mengetahui banyak soal sifat alamiah dari Kepler-138 e karena ia sepertinya tidak melintas di bintangnya sendiri.

Padahal, mengobservasi lintasan exoplanet akan membuat para peneliti menentukan ukurannya.

Di samping menemukan Kepler-138 e, para ahli juga mendapat kejutan dari Kepler-138 c dan d. Kedua exoplanet itu ternyata secara virtual memiliki ukuran dan massa yang mirip. Sebelumnya, para ahli berpikir keduanya justru sangat berbeda.

Di sisi lain, planet Kepler-138 b yang berada di dekat keduanya terkonfirmasi memiliki massa seperti Mars kecil. Itu membuatnya menyandang status sebagai planet ekstrasurya dengan massa terkecil yang diketahui.

“Saat instrumen dan teknik kita sudah cukup sensitif untuk menemukan dan memelajari planet yang lebih jauh dari bintangnya, kita mungkin sudah mulai menemukan lebih banyak hal tentang dunia penuh air itu,” kata Benneke.

Sumber : CNN [dot] COM