Belakangan di media sosial tengah viral mengenai ChatGPT, AI berbasis percakapan yang bisa ditanyai berbagai topik, dari mulai membuat rencana liburan sampai pidato kepresidenan.
Di balik ChatGPT ini ada OpenAI, sebuah lembaga nonprofit yang melakukan riset kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Lembaga ini melakukan riset di bidang AI dengan tujuan mempromosikan dan mengembangkan AI yang bisa berguna untuk manusia.
OpenAI didirikan di San Francisco pada 2015 oleh Elon Musk, Sam Altman, dan beberapa orang lain. Elon Musk tentu sudah tenar dan tak perlu diperkenalkan lagi, sementara Altman adalah seorang entrepreneur, investor, program, dan mantan presiden Y Combinator.
Para pendirinya ini mengumpulkan uang sebesar USD 1 miliar untuk menjadi modal awal OpenAI. Elon sendiri akhirnya mengundurkan diri pada Februari 2018 namun tetap menjadi penyumbang untuk lembaga ini.
OpenAI pun terus mendapat sumbangan dana dari berbagai pihak, termasuk dana sebesar USD 1 miliar yang diberikan Microsoft pada 2019. Meski awalnya didirikan sebagai lembaga non profit, pada 2019 OpenAI mengubah diri menjadi capped for profit, dengan profit maksimal 100x dari investasi.
Ada berbagai produk AI yang dibuat oleh OpenAI, selain ChatGPT yang akhirnya dibuka ke publik setelah pertama diumumkan pada 2020 dengan nama GPT-3, yang merupakan model bahasa yang dilatih menggunakan triliunan kata dari internet. Tujuan GPT-3 ini AI adalah bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pengguna.
Selain itu ada juga OpenAI Five, sebuah program berbasis AI yang dibuat untuk menjadi “bot” di pertandingan Dota2 5vs5. Program ini muncul pertama pada 2017, yaitu saat melawan atlet Dota2 profesional bernama Dendi, dan sukses memenangkan pertandingan itu.
Tujuan utama pembuatan OpenAI Five tentu tak sekadar untuk melawan atlet esports. Dota2 dipilih sebagai game yang kompleks, sehingga OpenAI lewat machine learningnya bisa mempelajari soal ketidakpastian di dunia nyata, dan membangun sistem penyelesai masalah.
Bahkan algoritma yang dipakai di OpenAI Five ini kemudian juga dipakai di pengembangan neural network lain untuk mengontrol lengan robotik. Produk OpenAI lainnya antara lain adalah Gym, RoboSumo, Debate Game, Dactyl, GPT, Music, dan DALL-E, AI yang bisa menciptakan gambar dari perintah deskripsi berbentuk teks.
ChatGPT, yang belum lama ini aksesnya dibuka ke publik terbukti populer. Jumlah pendaftarnya sudah melewati 1 juta hanya dalam waktu beberapa hari sejak dirilis.