Program kecerdasan buatan yang dijuluki Claude, dikembangkan oleh perusahaan riset AI Anthropic, berhasil lulus saat mengikuti ujian hukum dan ekonomi di Universitas George Mason, Amerika Serikat. Hal ini semakin menjadi pertanda kecerdasan buatan semakin pandai sekaligus agak bikin takut.
Seperti dikutip detikINET dari Futurism, teknologi AI sedang mengalami momen pertumbuhan kemampuan eksplosif dan bisa disalahgunakan. Saat ini, yang paling populer tentu adalah ChatGPT, tapi ada lainnya yang tak kalah canggih seperti Claude.
Anthropic mulai menguji Claude secara diam-diam akhir tahun lalu, dan program itu sudah dipuji sebagai saingan yang layak untuk ChatGPT, generator teks AI OpenAI yang telah menggemparkan internet.
Saat ini, perusahaan itu masih membatasi akses publik ke AI-nya dan mereka hanya mengujinya melalui sistem beta tertutup. Tentu tak menutup kemungkinan program ini nantinya bisa digunakan secara luas.
Claude dikatakan telah membuat para akademisi terkesan. Sebab, dia mampu mengutarakan jawaban komprehensif dengan petunjuk yang rumit dalam ujian yang dilakukan.
Contohnya di salah satu pertanyaan ujian hukum, Claude mampu menyimpulkan rekomendasi yang dapat dipercaya tentang cara mengubah undang-undang kekayaan intelektual. Jawabannya dinilai meyakinkan.
“Secara keseluruhan, tujuannya adalah untuk membuat undang-undang IP tidak terlalu ketat dan membuat lebih banyak karya tersedia untuk umum lebih cepat. Tetapi penting untuk tetap memberikan beberapa insentif dan kompensasi pada pencipta untuk jangka waktu terbatas,” tulis Claude.
Maka ada yang menilai Claude adalah rival sepadan buat ChatGPT lantaran bisa menjawab dengan kredibel, bahkan kadang lebih baik dari manusia.