JD.ID Bangkrut, Cerita Pilu Karyawan Terungkap!

0
371
Bukalapak dan JD.id buka suara soal layanan tumbang sejak Senin (28/5)

Rencana JD.ID untuk tutup permanen ternyata sudah terendus sejak September 2022. Hal ini diungkap mantan karyawan yang menjadi salah satu korban PHK besar-besaran pada Desember lalu.

“Sebenarnya rumor akan tutup sudah ada sejak awal 2022. Tapi makin kencang dan nyata pas dapat spill di September sebelum PHK Desember. Apalagi cabang-cabangnya juga tutup,” kata dia kepada CNBC Indonesia. Ia enggan diungkapkan identitas aslinya.

Di divisi marketing tempat ia bernaung, dari 80-an karyawan hanya tersisa 20 orang. Menurut dia, karyawan ‘sisa’ tersebut sengaja dipersiapkan untuk ‘tutup warung’.

“Per tim rata-rata hanya tinggal 2 sampai 3 orang [setelah PHK Desember]. Memang sengaja disisain buat sampai tutup,” ujarnya.

JD.ID diketahui melakukan PHK dengan jumlah pegawai yang terdampak sekitar 200-an atau 30% dari total seluruhnya pada Desember 2022 lalu. Sebelumnya, pada Mei 2022, JD.ID juga sudah memangkas sejumlah karyawannya.

Agaknya, jumlah itu tidak menunjukkan jumlah sebenarnya. Pasalnya, menurut mantan karyawan, ia diberi pilihan untuk PHK atau resign sendiri.

Jika memilih status resign, maka akan diberikan pesangon dalam jumlah lebih besar. Ia akhirnya memilih resign setelah bekerja lebih dari satu tahun di platform tersebut. Untuk hitungan pesangon, ia mendapat 2x gaji penuh sesuai masa kerja.

Selain itu, ia juga mendapat gaji penuh bulan Desember, meski tak lagi aktif bekerja di minggu pertama. Bonus lainnya berupa gaji hingga 16 Januari 2023, THR, dan bonus akhir tahun.

“Efektif terhitung resign pas 16 Januari 2023,” kata dia.

JD.ID Tutup Permanen

JD.ID mengumumkan kepada pelanggan soal penutupan layanannya per 31 Maret mendatang. Pelangan masih bisa melakukan pesanan hingga 15 Januari mendatang. Adapun purna jual bisa dilakukan hingga 15 Februari mendatang.

“Ini adalah keputusan strategis dari JD.COM untuk berkembang di pasar internasional dengan fokus pada pembangunan jaringan rantai pasok lintas-negara, dengan logistik dan pergudangan sebagai intinya,” kata Head of Corporate Communications & Public Affairs JD.ID, Setya Yudha Indraswara dalam keterangannya.

Sebelumnya, ketika memutuskan PHK, JD.ID mengatakan langkah tersebut perlu diambil untuk menjawab tantangan perubahan bisnis. Nyatanya, langkah efisiensi tersebut tak mampu melanjutkan nafas JD.ID untuk berkiprah di Indonesia.

“Langkah adaptasi perlu diambil perusahaan untuk menjawab tantangan perubahan bisnis yang sungguh cepat belakangan. Salah satu Langkah yang diambil manajemen adalah melakukan perampingan agar perusahaan dapat terus bergerak menyesuaikan dengan perubahan,” kata Setya kala itu.

Setelah melakukan PHK, JD.ID kemudian menutup layanan logistik JDL Express Indonesia sebelum mengumumkan benar-benar menutup layanannya.