Amazon menginstruksikan karyawan untuk setidaknya tiga hari dalam sepekan bekerja dari kantor atau WFO (work from office). Perintah ini ditulis langsung oleh CEO Amazon Andy Jassy dalam sebuah memo.
Kebijakan ini menandai pergeseran dari sebelumnya, di mana menyerahkan kepada masing-masing manajer untuk memutuskan seberapa sering karyawan diminta untuk bekerja dari kantor.
Jassy mengatakan dia dan tim-S, eksekutif senior di hampir semua area bisnis Amazon, memutuskan pada pertemuan awal pekan ini bahwa karyawan harus lebih sering WFO, setidaknya tiga hari per minggu.
Mereka membuat keputusan setelah menentukan bahwa hal itu akan menguntungkan budaya perusahaan dan kemampuan karyawan untuk belajar dan berkolaborasi satu sama lain.
Amazon berencana untuk mengimplementasikan perubahan mulai 1 Mei mendatang. Dan akan ada beberapa pengecualian untuk aturan tersebut, seperti peran dukungan pelanggan yang memiliki opsi untuk bekerja dari jarak jauh.
“Tidaklah mudah untuk membawa ribuan karyawan kembali ke kantor kami di seluruh dunia, jadi kami akan memberikan waktu kepada tim yang perlu melakukan pekerjaan itu untuk mengembangkan rencana,” kata Jassy, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (22/2/2023).
“Kami tahu bahwa ini tidak akan sempurna pada awalnya, tetapi pengalaman kantor akan terus meningkat selama beberapa bulan (dan tahun) mendatang,” imbuhnya.
Perusahaan lain baru-baru ini memanggil karyawan mereka kembali untuk WFO, baik secara penuh waktu atau beberapa hari dalam seminggu karena pandemi Covid-19 telah mereda.
Google dan Apple misalnya yang telah mewajibkan beberapa karyawannya untuk kembali ke kantor sejak tahun lalu. Sedangkan Disney pada bulan Januari mulai mewajibkan karyawan hybrid berada di kantor empat hari seminggu.
Amazon mendorong karyawannya untuk berada di kantor lebih sering karena sedang mengalami periode pengetatan ‘ikat pinggang’ di tengah penjualan yang melambat dan prospek ekonomi yang memburuk.
Baru-baru ini Amazon memulai PHK terbesar dalam sejarahnya dan mempengaruhi sekitar 18.000 orang, bersamaan dengan pembekuan perekrutan perusahaan. Mereka juga telah menghentikan beberapa proyek eksperimental.
Jassy mengatakan salah satu manfaat kembali ke kantor adalah karyawan akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk mengembangkan ide dan berinovasi.
“Fakta yang kurang diketahui adalah bahwa beberapa penemuan terbaik memiliki momen terobosan mereka dari orang-orang yang tidak hadir dalam rapat dan mengerjakan ide di papan tulis, atau berjalan kembali ke kantor bersama dalam perjalanan pulang dari rapat, atau hanya mampir ke tempat rekan satu tim hari itu dengan pemikiran lain.” kata dia.
Warga RI ternyata lebih suka WFO
Survei menunjukkan bahwa pegawai kantoran lebih memilih kembali bekerja dari kantor dengan satu syarat. Mereka berharap ada 1 hari dalam seminggu mereka bisa bekerja dari rumah.
Survei yang dilakukan oleh CoHive, startup yang baru saja menutup layanan co-working space-nya, dalam laporan hasil Survei Dunia Kerja Pasca Pandemi Covid-19.
Laporan ini merangkum pendapat lebih dari 1.300 karyawan yang tersebar di beberapa kota besar di Indonesia, baik dari perusahaan teknologi (startup) maupun perusahaan di industri lainnya.
Saat survei dilakukan, mayoritas responden berusia 21-30 tahun (69%), bekerja di industri nonteknologi (74%), menjabat sebagai staf (66%), dan tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek (51%). Sisanya berdomisili di kota-kota besar lain, termasuk Bandung, Yogyakarta, Semarang, Makassar, dan Medan.
Sistem WFH maupun WFO memiliki kelebihannya masing-masing. Menurut para responden, kelebihan WFH yang paling banyak dirasakan adalah mengurangi biaya perjalanan (74%), mengurangi waktu perjalanan (68%), dan kemudahan dalam mengatur waktu (34%).
Sementara kelebihan WFO yang paling banyak adalah kemudahan berkomunikasi (76%), interaksi dan kegiatan sosial bersama (61%), dan kelengkapan fasilitas kerja (40%).
Selama pandemi, 65% responden bekerja secara hybrid dan 18% menjalankan WFH. Responden yang selama pandemi menjalankan WFH punya kecenderungan lebih besar untuk memilih tetap WFH dibandingkan dengan mereka yang menjalani kebijakan hybrid, maupun yang sepenuhnya bekerja dari kantor.
Beberapa tantangan utama yang karyawan rasakan ketika WFH adalah banyaknya gangguan (28%), masalah jaringan internet (23%), dan tidak tersedianya ruang kerja yang layak (15%).
Di sisi lain, sebanyak 40% responden mengaku bahwa kelengkapan fasilitas merupakan hal yang mereka sukai ketika WFO. Jika dimungkinkan untuk bekerja sepenuhnya dari rumah atau lokasi di luar kantor, mayoritas responden berencana untuk membangun ruang khusus untuk bekerja dari rumah (76%) atau mendaftar keanggotaan di coworking space (32%). Namun, ada pula yang berencana mencari tempat tinggal baru (16%)