Wahana Curiosity milik Badan Penerbangan dan Antariksa AS (NASA) menemukan bukti yang menguatkan hipotesis adanya danau purba di Mars. Seperti apa buktinya?
Mengutip dari CNN, bukti yang dimaksud berupa bebatuan yang memperlihatkan bekas riak gelombang. Bebatuan tersebut pun ditemukan di tempat yang terduga.
Pada awalnya, wahana tersebut melintasi sebuah area di Mars yang disebut unit bantalan sulfat “sulfate bearing unit”. Di sana, para pakar sebelumnya menduga hanya akan menemukan bukti berupa riak air.
Pasalnya, para pakar meyakini bebatuan di sana terbentuk saat permukaan Mars mengering. Namun ternyata, wahana tersebut menemukan beberapa bukti terjelas dari danau purba.
“Ini bukti terbaik soal adanya pernah adanya air dan gelombang,” kata Ashwin Vasavaa, ilmuwan proyek Curiosity di Jet Propulsion Laboratory, California.
“Kami mendaki ribuan kaki deposit danau dan tidak pernah melihat bukti seperti itu. Sekarang, kami telah menemukannya di tempat yang kami kira kering,” ujarnya menambahkan.
Sulfate bearing unit merupakan wilayah yang sebelumnya diidentifikasi oleh Mars Reconaissance Orbiter sebagai deposit mineral garam, terletak 5500 meter di bawah gunung yang disebut Mount Sharp.
Para ilmuwan menganggap unit yang mengandung sulfat sebagai lokasi yang penuh dengan petunjuk tentang bagaimana dan mengapa Mars berubah dari planet berair menjadi tempat beku seperti sekarang ini.
Mereka pun telah lama berusaha menjelajahi daerah tersebut secara lebih mendalam.
Meskipun wilayah ini berisikan bebatuan yang diperkirakan terbentuk “ketika air mengering menjadi tetesan, foto terbaru dari Curiosity menunjukkan bukti adanya danau dangkal.
“Miliaran tahun lalu, gelombang di danau dangkal ini mengaduk-adu sedimen di dasarnya. Alhasil, seiring waktu berjalan, terbentuk tekstur di atas batuannya,” tulis pernyataan resmi NASA.
Bebatuan dengan tanda itu ditemukan sekitar 800 meter di titik pendakian Curiosity. Saat wahana tersebut sedang mendaki lebih tinggi, ia berjalan melewati bebatuan yang mungkin agak belakangan terbentuk.
Itulah kenapa, para ilmuwan tidak mengira bisa melihat tanda yang jelas soal adanya air.
Dikutip dari situs resmi NASA, Mount Sharp tersusun dari banyak lapisan. Lapisan tertua ada di dasarnya sedangkan yang termuda ada di atas, jika mengikuti garis waktu Mars.
Hal tersebut memungkinkan para ilmuwan mempelajari proses Mars berevolusi dari planet yang mirip Bumi pada masa lampau, dengan iklim yang lebih hangat dan banyak air, ke gurun kering seperti saat ini.
Sayangnya, lapisan ini sangat keras. Alhasil, Curiosity tidak dapat mengambil sampel bebatuan yang memiliki tanda air tersebut.