Aplikasi PeduliLindungi akan berubah menjadi aplikasi SATUSEHAT Mobile mulai 28 Februari. Apa bedanya app ini dengan yang lama?

“Kami sedang transisi PeduliLindungi menjadi SATUSEHAT. Kami akan meluncurkan… mudah-mudahan akhir 28 Februari kami akan meluncurkan menjadi SATUSEHAT Mobile,” kata Chief Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Setiaji, Kamis (16/2) dikutip dari Antara.

Aplikasi ini sendiri sudah diresmikan pada Juli 2022 dalam acara peluncuran Indonesia Health Services (IHS).

”Hari ini secara resmi kita memperkenalkan SATUSEHAT sebagai nama Indonesia Health Services yang merupakan platform integrasi dan standardisasi layanan data kesehatan di Indonesia,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam pidatonya dalam acara itu, di Hotel Raffles Jakarta, Selasa (26/7).

SATUSEHAT dipilih berdasarkan hasil sayembara yang pendaftarannya dibuka kepada publik 6 Juli 2022. Dari sayembara tersebut, terpilih pemenang utama hingga akhirnya ditetapkan sebagai nama resmi pengganti IHS.

Usulan nama yang jadi pemenang kedua adalah Sistem Integrasi Pelayanan Kesehatan Indonesia (SINAPSIS) dan pemenang ketiga adalah Diagnosis Nusantara (DIAGNUSA).

Dalam acara itu, Setiaji menerangkan platform integrasi berbagai layanan medis ini dibuat melalui proses yang panjang; mulai dari perencanaan, jajak pendapat dari para ahli hingga uji coba fase alpha dan beta dengan peserta dari beragam latar belakang institusi.

Misalnya, rumah sakit, laboratorium, health-tech, farmasi, klinik mandiri, praktisi hingga akademisi.

Uji coba versi alfa telah dilakukan kepada sekitar 41 rumah sakit, di antaranya 9 rumah sakit vertikal dan 32 Rumah Sakit Umum Daerah DKI Jakarta. Saat ini sedang berlangsung uji coba beta IHS di 31 institusi, dari perusahaan kesehatan hingga laboratorium kesehatan.

Hingga akhir 2022, Kemenkes menargetkan akan ada sekitar 8.000 fasilitas layanan kesehatan yang telah terintegrasi dengan SATUSEHAT dan terintegrasi seluruhnya pada 2023.

Lalu apa keistimewaannya?

1. Satukan rekam medis
Menkes mengatakan platform ini pun akan mengintegrasikan data kesehatan pasien dari seluruh fasilitas kesehatan, seperti rumah sakit, klinik, laboratorium, dan apotek.

“Sehingga pasien rujukan ke rumah sakit tidak perlu repot mengirim dokumen medis yang berisi hasil lab/diagnosis atau mengulang pemeriksaan lab, karena semua data seperti USG, rekam jantung, CT Scan, termasuk obat yang telah diberikan sudah masuk ke PeduliLindungi,” ujar Menkes pada 26 Juli 2022.

Setiaji pun mengimbau masyarakat tidak menghapus (uninstall) aplikasi PeduliLindungi karena SATUSEHAT tetap menyimpan hampir seluruh data rekam medis setiap pengguna.

Rekam medis dalam aplikasi SATUSEHAT nantinya termasuk Covid-19, rekam vaksinasi, hasil pemeriksaan laboratorium, basis data stunting.

“Ibu-ibu bisa akses vaksinnya, vaksin anak-anak. Itu kan satu manfaat, ya, pada waktu nanti anaknya mau ke luar negeri, sekolah, nanti, misalnya (ditanya) sudah (vaksin) polio belum. Itu akan ada di dalam Satu Sehat application,” kata Setiaji.

Aplikasi ini juga bisa mengetahui berbagai rekam jejak kesehatan masyarakat yang menggunakannya.

“Bisa tahu imunisasi anak kita yang pakai apa saja. Kalau kita cek darah di laboratorium masuk datanya ke situ. Misal check-up rumah sakit masuk, bukan hanya data tulisan, tapi data image dan video Ct-Scan MRI masuk. Kalau kita beli obat di apotek masuk,” kata dia.

2. Pendataan cepat
Dengan integrasi data di SATUSEHAT ini, Menkes berharap dokter dapat dengan mudah melihat rekam jejak kesehatan seseorang dari aplikasi tersebut.

“Dokternya bisa lihat. Misal dia rajin lari, jantungnya bagus, enggak pernah check up jantung, tapi perutnya bermasalah. Jadi dokternya jauh cepat tahu,” kata dia.

Aplikasi ini, lanjut Budi, nantinya juga dapat digunakan oleh Pemda setempat untuk memahami kondisi kesehatan populasi warga di daerah tertentu.

Setelah peluncuran platform ini, ia berharap akan terbit aturan yang mewajibkan setiap aplikasi kesehatan dan fasilitas layanan kesehatan mengikuti standar SATUSEHAT. Kemenkes juga berencana mengintegrasikan SATUSEHAT dengan BPJS Kesehatan.

“Saya harapkan Satu Data Kesehatan akan terus berkembang, mengintegrasikan data demografi, data medis, bahkan juga data genomika, yang akan kita luncurkan Agustus mendatang. Sehingga Indonesia akan memiliki sistem data kesehatan digital yang paling lengkap dan terintegrasi,” kata Menkes.

3. Poin ditukar vitamin
Dia mengatakan kementerian juga menyiapkan aplikasi SATUSEHAT agar dapat terhubung dengan wearable device (perangkat teknologi yang dipadukan dengan aksesoris atau pakaian, seperti smart watch).

Menurut Setiaji, hal itu memungkinkan fitur pengumpulan poin yang bisa ditukarkan untuk mendapatkan vitamin dan sebagainya.

4. Keamanan data
Setiaji mengklaim SATUSEHAT sudah melewati penilaian atau assesment dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Selain itu, kementerian juga tengah mengupayakan agar aplikasi ini memenuhi standar pengelolaan keamanan informasi ISO 27001.

“Kami sudah melakukan persiapan seperti misalkan asesmen BSSN, itu sudah lewat untuk fase asesmennya mulai dari tata kelola dan lain sebagainya,” kata dia.

Setiaji, mengatakan ini juga akan diperkuat dengan regulasi dari Kemenkes. “Regulasi ini telah ditandatangani oleh Menteri Kesehatan,” lanjut dia.