Presiden Joko Widodo menyambut baik hasil keputusan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN di Phnom Pehn, Kamboja pada November 2022 yang menyatakan secara prinsip Republik Demokratik Timor Leste telah diterima sebagai anggota Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara.

Di hadapan PM Timor Leste Taur Matan Ruak, Jokowi menyatakan akan mendorong keanggotaan penuh Timor Leste di bawah Keketuaan ASEAN yang dipegang Indonesia pada saat ini.

“Saya juga menyinggung mengenai Keketuaan Indonesia di ASEAN. Sesuai hasil KTT ASEAN di Phnom Pehn, Timor Leste secara prinsip telah diterima sebagai anggota ASEAN. Roadmap untuk keanggotaan penuh sedang dipersiapkan dan dipimpin oleh Indonesia sebagai Ketua ASEAN saat ini. Timor Leste telah mengikuti pertemuan-pertemuan ASEAN dengan status sebagai observer, termasuk pertemuan para menlu ASEAN awal Februari yang lalu,” ungkap Jokowi.

PM Taur Matan Ruak mengucapkan terima kasih kepada Presiden Jokowi atas diterimanya Timor Leste secara prinsip sebagai anggota ASEAN.

“Saya ingin berterima kasih juga atas fakta bahwa Timor Leste telah menjadi anggota observer (pengamat) di ASEAN, dan juga atas support dan bantuan dari Bapak Yang Mulia Presiden karena terus memberikan bantuan yang dibutuhkan agar Timor Leste dapat menjadi anggota ASEAN,” tutur PM Taur Matan Ruak.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran Rizky Ramadhan mengungkapkan keputusan Indonesia untuk mendorong Timor Leste agar menjadi anggota penuh ASEAN secepatnya dapat dipahami. Ia menyebutkan setidaknya tiga alasan.

Pertama, keanggotaan Timor Leste di ASEAN akan memudahkan Indonesia menegosiasikan perbatasan antar kedua negara terutama di Selat Timor. Kedua, karena bergabung dengan ASEAN, Timor Leste tidak akan terlalu banyak dikendalikan oleh Australia.

“Dari kacamata saya, Timor-Leste itu lebih kayak proksinya Australia di wilayah Asia Tenggara. Jadi semacam boneka bagi Australia untuk mengamankan kepentingannya di negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Apalagi kita masih ada sejumlah sengketa perbatasan. Jadi saya lihat Pak Jokowi mencoba untuk meredam kepentingan Australia di Indonesia yang memanfaatkan Timor Leste,” ungkap Rizky kepada VOA.

Hal ketiga, dan tak kalah penting, kata Rizky, adalah karena Indonesia membidik pasar potensial yang ada di Timor-Leste.

“Saya melihat Timor Leste ini pasarnya Indonesia, market Indonesia untuk beberapa komoditas. Tanpa Indonesia, Timor Leste juga akan lebih berat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya,” paparnya.

Rizky menilai dampak yang perlu diantisipasi oleh ASEAN ketika Timor Leste bergabung secara penuh adalah kemungkinan masih cukup dominannya pengaruh Australia dalam kebijakan luar negeri Timor Leste itu. Meski demikian, ia yakin di tangan Keketuaan Indonesia di ASEAN, Timor Leste akan segera menjadi anggota penuh ASEAN.

Kerja Sama Bilateral

Dalam pertemuan ini, kedua pemimpin negara juga membahas sejumlah upaya kerja sama bilateral, terutama dalam bidang ekonomi.

Jokowi mendukung kerja sama ekonomi antara kedua negara dengan dengan mengembangkan kawasan ekonomi di wilayah perbatasan Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Oecusse. Presiden menuturkan, salah salah satu upaya pengembangan kawasan ekonomi di wilayah tersebut adalah pembentukan bilateral investment treaty.

“Kita sepakat untuk mendorong dimulainya perundingan pembentukan bilateral investment treaty. Saya juga menyambut baik peningkatan konektivitas darat antara lain melalui peluncuran perdana trayek rute Kupang-Dili dengan trayek bus. Secara khusus saya juga mendorong agar biaya logistik transportasi laut untuk kegiatan bisnis dapat diturunkan,” kata Jokowi.

Terkait pengelolaan kawasan perbatasan antara kedua negara, Jokowi menyatakan bahwa Indonesia dan Timor Leste telah menyepakati penyelesaian dua segmen perbatasan darat untuk dapat memulai perundingan maritim dan pembangunan pos lintas batas negara (PLBN).

“Kita telah menyepakati untuk segera menyelesaikan dua segmen perbatasan darat yang tersisa pada tahun ini, yaitu segmen Noel Besi-Citrana dan segmen Bidjael Sunan-Oben. Penyelesaian perundingan batas darat ini penting untuk dapat memulai perundingan maritim serta mendorong pembangunan PLBN di Oepoli,” jelasnya.

Lebih lanjut, Jokowi menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen untuk terus melanjutkan kerja sama pembangunan, terutama melalui peningkatan kapasitas SDM dengan Timor Leste. Indonesia, katanya, telah melakukan sejumlah kegiatan kerja sama yang melibatkan ribuan warga Timor Leste.

“Sejak tahun 2006 terdapat 258 kegiatan kerja sama pembangunan Indonesia dengan Timor Leste yang melibatkan ribuan peserta Timor Leste, dan dalam dua tahun terakhir, Indonesia juga telah memberikan 489 beasiswa bagi pelajar Timor Leste,” katanya.