China akan mulai membangun satelit pengganti yang pada tahun 2030 akan berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara misi ke bulan dan misi ke luar angkasa lainnya, dan stasiun operasi di bumi, ungkap media pemerintah China pada Rabu (26/4).
Kantor berita China, Xinhua, mengutip pernyataan Wu Yanhua, kepala desainer proyek eksplorasi luar angkasa China, yang mengatakan bahwa sebuah satelit konstelasi perintis akan mendukung program eksplorasi bulan dan pembangunan Stasiun Riset Bulan Internasional (ILRS) milik China.
Untuk memulai pembangunan konstelasi, yang disebut Quequiao-2 atau Jembatan Murai-2; yang diambil dari nama jembatan yang terbentuk dari burung-burung murai dalam mitologi China; satelit komunikasi pengganti antara sisi terjauh dari bulan dan planet bumi akan diluncurkan pada 2024, untuk mendukung misi bulan tak berawak pada abad ini.
Pada tahun itu, China berencana untuk meluncurkan misi Chang’e-6 untuk mengambil sampel bulan dari sebuah wadah kuno di sisi terjauh dari bulan.
Misi Chang’e-7 akan diluncurkan sekitar tahun 2026 untuk mengeksplorasi sumber daya bulan di kutub selatan bulan, dengan tujuan untuk mempertahankan habitat jangka panjang bagi manusia.
Proyek itu akan diikuti oleh misi Chang’e-8 pada sekitar tahun 2028, saat sebuah model dasar dari ILRS akan dibangun. Sejauh ini, China sudah mendapatkan kesepakatan kerja sama dari Rusia dan Venezuela.
China berencana untuk mendaratkan astronaut di bulan pada tahun 2030.
Pada fase selanjutnya, kata Wu, sebuah konstelasi dasar akan dibangun pada sekitar tahun 2040 untuk mendukung komunikasi, navigasi, dan layanan jarak jauh untuk misi eksplorasi berawak di bulan dan luar angkasa ke sejumlah planet seperti Mars dan Venus.
Pada tahun 2020, wahana antariksa tak berawak Chang’e-5, yang dinamai menurut nama dewi bulan dalam mitos China, membawa pulang sampel tanah bulan yang pertama ke bumi.
China berhasil mendaratkan misi bulannya yang pertama pada tahun 2013, dan berambisi untuk menjadi negara besar dalam bidang luar angkasa pada tahun 2030.