Badan lingkungan Uni Eropa, pada Rabu (26/4), mendesak negara-negara anggotanya untuk mengurangi penggunaan pestisida karena khawatir penjualan bahan kimia berbahaya tetap tinggi meskipun berdampak pada kesehatan manusia dan keanekaragaman hayati.

Imbauan tersebut muncul setelah sebuah temuan menunjukkan bahwa satu atau lebih pestisida terdeteksi di atas ambang batas 22 persen yang mengkhawatirkan dari semua lokasi pemantauan di sungai dan danau di seluruh Eropa pada 2020, kata Badan Lingkungan Eropa (EEA).

“Dari 2011 hingga 2020, penjualan pestisida di 27 negara anggota Uni Eropa atau EU-27 relatif stabil sekitar 350.000 ton per tahun,” kata EEA dalam laporan baru, mengutip data dari Eurostat.

Pestisida tidak hanya banyak digunakan dalam sektor pertanian tapi juga kehutanan, serta di sepanjang jalan dan rel kereta api, dan daerah perkotaan seperti taman umum, taman bermain atau kebun.

Jumlah imidacloprid insektisida dan metolachlor herbisida di seluruh Eropa, terutama di Italia utara dan timur laut Spanyol, berada dalam jumlah yang tinggi di atas ambang batas.

Dalam air tanah, kandungan herbisida atrazin berada di atas ambang batas, meskipun produk tersebut telah dilarang sejak 2007.

Paparan pestisida kimia terhadap manusia, terutama melalui makanan dan udara di daerah padat pertanian, memiliki kaitan dengan perkembangan penyakit jantung, pernapasan, dan saraf, serta kanker, kata laporan itu.

“Yang mengkhawatirkan, semua pestisida yang dipantau … terdeteksi dalam konsentrasi yang lebih tinggi pada anak-anak daripada orang dewasa,” kata EEA.

Dalam penelitian yang dilakukan di Spanyol, Latvia, Hungaria, Republik Ceko, dan Belanda antara 2014 dan 2021, setidaknya dua pestisida terdeteksi pada 84 persen tubuh peserta survei.

Polusi pestisida juga mendorong hilangnya keanekaragaman hayati di benua itu, menyebabkan turunnya populasi serangga yang signifikan dan mengancam peran penting mereka dalam produksi makanan.

Penelitian di Jerman yang dikutip dalam laporan tersebut mendapati penurunan populasi serangga terbang di zona yang dilindungi sebanyak 76 persen dalam 27 tahun. Laporan itu mengidentifikasi pestisida sebagai salah satu alasan penurunan tersebut.