Mantan CEO Google Sebut AI Bisa Timbulkan Risiko Eksistensial yang Membahayakan Nyawa

0
411
Ilustrasi robot. Kepolisian San Francisco (SFPD) sedang mengajukan proposal penggunaan robot bersenjata. Foto: AFP/KARIM SAHIB
Eric Schmidt menambah daftar tokoh teknologi yang mengkhawatirkan bahaya kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI).
Mantan CEO Google itu memberi tahu para tamu di The Wall Street Journal ‘s CEO Council Summit.
Dirinya menyebut bahwa AI mewakili “risiko eksistensial” yang dapat membuat banyak orang “terluka atau terbunuh”. Meski demikian, dirinya tidak merasa ancaman itu serius saat ini, tetapi dia melihat dalam waktu dekat di mana AI dapat membantu menemukan kelemahan keamanan perangkat lunak atau jenis biologi baru.
“Penting untuk memastikan sistem ini tidak disalahgunakan oleh orang jahat”, kata eksekutif teknologi veteran itu. Schmidt sendiri tidak memiliki solusi tegas untuk mengatur AI, tetapi dia yakin tidak akan ada regulator khusus AI di Amerika Serikat (AS).
Dia berpartisipasi dalam Komisi Keamanan Nasional AI yang meninjau teknologi tersebut dan menerbitkan laporan tahun 2021 yang menentukan bahwa AS belum siap menghadapi dampak teknologi tersebut.
Schmidt tidak memiliki pengaruh langsung terhadap AI. Namun, ia bergabung dengan semakin banyak tokoh terkenal yang berpendapat untuk pendekatan penerapan AI yang hati-hati.
CEO Google saat ini Sundar Pichai juga sebelumnya telah memperingatkan bahwa masyarakat perlu beradaptasi dengan AI. Sementara pemimpin OpenAI, perusahaan teknologi yang jadi trigger woro-woro AI saat ini,  Sam Altman telah menyatakan keprihatinan bahwa AI mungkin menyalahgunakan algoritme ini.
Pada bulan Maret, banyak pemimpin industri dan peneliti (termasuk Elon Musk dan Steve Wozniak) menandatangani surat terbuka yang meminta perusahaan untuk menghentikan eksperimen AI selama enam bulan sementara mereka memikirkan kembali implikasi keselamatan dan etika dari pekerjaan mereka.
Diketahui, belakangan juga mulai muncul banyak masalah etika yang disebabkan oleh AI. Sekolah melarang ChatGPT OpenAI karena khawatir akan kecurangan, dan ada kekhawatiran tentang ketidakakuratan, kesalahan informasi, dan akses ke data sensitif.
Dalam jangka panjang, kritik mengkhawatirkan otomatisasi pekerjaan yang dapat membuat banyak orang kehilangan pekerjaan juga disorot  Dalam hal itu, komentar Schmidt lebih merupakan perpanjangan dari peringatan saat ini dari pada lompatan logis.