Facebook dan Instagram Berpotensi Angkat Kaki dari Eropa

0
338

Meta kemungkinan akan menghentikan dua platform terbesarnya, Facebook dan Instagram di Eropa. Hal ini terkait peraturan perlindungan data Eropa yang mencegah Meta, induk perusahaan Facebook, mentransfer, menyimpan, dan memproses data orang Eropa pada server yang berbasis di AS.
Dalam laporan tahunannya kepada Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS, Meta menyatakan jika tidak ada kerangka kerja baru yang diadopsi dan perusahaan tidak dapat lagi menggunakan model perjanjian saat ini, jalan keluarnya yaitu keluar dari “benua biru” itu.

Meta menyatakan bahwa pemrosesan data pengguna antar negara sangat penting untuk bisnis dan penargetan iklan.

“Jika kami tidak dapat mentransfer data antara dan di antara negara dan wilayah tempat kami beroperasi, atau jika kami dilarang berbagi data di antara produk dan layanan kami, hal itu dapat memengaruhi kemampuan kami untuk menyediakan layanan, cara kami menyediakan layanan kami atau kemampuan kami untuk menargetkan iklan,” bunyi pernyataan itu mengutip Independent, Selasa (8/2).

Menurut Meta, kemungkinan tidak akan dapat menawarkan sejumlah produk dan layanan yang paling signifikan, termasuk Facebook dan Instagram di Eropa.

“Kami sama sekali tidak memiliki keinginan dan tidak ada rencana untuk menarik diri dari Eropa, tetapi kenyataan sederhananya adalah bahwa Meta, dan banyak bisnis, organisasi, dan layanan lainnya, bergantung pada transfer data antara UE dan AS,” sambung juru bicara Meta.

Meta sebelumnya dapat menggunakan kerangka transfer data yang disebut Privacy Shield sebagai dasar hukum untuk melakukan transfer data transatlantik.

Tetapi Pada Juli 2020, Pengadilan Eropa membatalkan perjanjian itu karena pelanggaran perlindungan data. Otoritas hukum tertinggi blok tersebut berpendapat bahwa standar tersebut tidak cukup melindungi privasi warga negara Eropa.

Akibatnya, perusahaan AS dibatasi dalam mengirimkan data pengguna Eropa ke AS dan harus bergantung pada SCC (klausul kontrak standar).

Uni Eropa dan AS telah mengatakan mereka sedang mengerjakan versi perjanjian baru atau yang diperbarui, mengutip Euro News.