Mengembangkan talenta disebut turut mendorong upaya transformasi digital. Menurut data yang dipaparkan PT SPARK Gateway Indonesia ada beberapa area yang menjadi pembelanjaan teratas atau top spend bagi perusahaan di bidang teknologi.
Direktur Utama PT SPARK Gateaway Indonesia David Chin memaparkan tiga area tersebut. Sebanyak 61 persen menyasar analisis dan intelijen data, kemudian 45 persen menyasar operasi keamanan siber dan 42 persen menyasar bidang AI atau kecerdasan buatan.
“Meningkatkan ‘kecerdasan digital’ tenaga kerja dan memberikan pemberdayaan yang lebih besar dalam penerapan proses dan perangkat digital,” kata dia dalam acara Southeast Asia Technology Trends & Priorities Forum 2023 di Jakarta.
Dalam data tersebut, terlihat sebanyak 51 persen perusahaan memperkuat kepemimpinan talenta digital untuk mengelola perubahan dan transformasi bisnis.
Lebih lanjut dia menyebut ada tantangan manajemen data teratas perusahaan di Asia Tenggara, yakni mengembangkan visibilitas real-time di semua aset di organisasi. Sementara di Indonesia, jadikan data lebih mudah diakses di seluruh perusahaan.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan bahwa digitalisasi memang dapat mempermudah kehidupan masyarakat.
Tapi di satu sisi dapat memangkas kebutuhan tenaga kerja. Selain itu juga dapat menimbulkan kejahatan siber.
Aspek lain yang harus diperhatikan, lanjutnya, adalah kesenjangan digital, yang salah satunya disebabkan belum meratanya akses terhadap infrastruktur digital.
“Jika tidak segera diratakan, kesenjangan digital dapat menghambat akses ekonomi yang akan membuat semakin melebarnya kesenjangan ekonomi,” ujar pria yang akrab disapa Bamsoet itu.
“Dan ini menjadi tanggung jawab kita semua, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang ekonomi digital,” imbuh dia.