Misi antariksa Rusia Luna-25 gagal mendarat dan malah menabrak Bulan usai terjadinya gangguan teknis. Simak kronologinya berikut.
Badan Antariksa Rusia Roscosmos mengatakan pihaknya hilang kontak dengan Luna-25 pada Sabtu (19/8) sekitar pukul 14.57 waktu Moskow.
“Langkah yang diambil pada 19 dan 20 Agustus untuk mencari perangkat dan melakukan kontak dengannya (Luna-25) tidak membuahkan hasil apa pun,” kata Roscosmos dalam sebuah pernyataan, seperti diberitakan CNN, Minggu (20/8).
Wahana ini diluncurkan pada 11 Agustus waktu setempat dan diklaim bakal menjadi era baru eksplorasi ruang angkasa Rusia. Misi Bulan Rusia terakhir yang mengangkasa adalah Luna-24 pada 1976 ketika negara ini masih menjadi bagian dari Uni Soviet.
Misi angkasa ini membawa delapan instrumen sains yang berbeda.
Jika berhasil mendarat di Bulan, Luna-25 akan menggunakan peralatan tersebut untuk berburu es air dan melakukan berbagai penyelidikan di wilayah kutub selatan yang belum pernah didatangi wahana penjelajah sampai saat ini.
Meski gagal ketika hendak mendarat, misi Luna-25 sebelumnya sempat berjalan lancar, bahkan berhasil memotret permukaan Bulan.
Hilangnya Luna-25 merupakan pukulan besar bagi rencana Rusia untuk menerbangkan serangkaian misi ke Bulan dan upayanya untuk mengembangkan kru antariksa yang berbasis di Bulan bersama China.
Roscosmos sebelumnya berencana untuk melanjutkan Luna-25 dengan pengorbit Bulan lain, Luna-26, dan kemudian dua misi pendaratan lainnya: Luna-27, yang akan mengirimkan rig pengeboran ke permukaan Bulan;
Selain itu ada Luna-28, sebuah misi pengumpulan sampel yang bertujuan untuk mengirimkan material dari daerah kutub Bulan ke Bumi.
Berikut kronologi misi Luna-25 sebelum akhirnya gagal mendarat di Bulan:
Memotret permukaan Bulan
Pada Kamis (17/8), Roscosmos mengumumkan misi Luna-25 berhasil mengambil foto detail pertama dari permukaan Bulan.
“Foto ini adalah kawah Zeeman di kutub selatan di sisi jauh Bulan,” tulis para pejabat Roscosmos dalam sebuah posting yang juga membagikan foto tersebut di Telegram.
“Koordinat pusat kawah berada pada 75 derajat lintang selatan dan 135 derajat bujur barat,” tambahnya, dikutip dari Space.
Sebelumnya, Luna-25 mengambil foto luar angkasa pertamanya pada Minggu (13/8), yakni sebuah swafoto dengan latar belakang Bulan dan Bumi. Kemudian pada Rabu (16/8), Rusia mengumumkan wahana antariksanya telah berhasil mencapai orbit Bulan.
Masalah di orbit Bulan
Luna-25 dilaporkan mengalami masalah di orbit Bulan pada Sabtu (19/8).
Wahana Luna-25 seharusnya bermanuver ke orbit pra-pendaratan terakhirnya mengelilingi Bulan pada Sabtu (19/8), sebelum upaya pendaratan dilakukan pada Senin (21/8). Namun, wahana ini mengalami masalah saat mesinnya terbakar.
“Selama operasi, situasi darurat terjadi di dalam stasiun otomatis, yang tidak memungkinkan manuver dilakukan dengan parameter yang ditentukan,” tulis Roscosmos, dikutip dari Space.
Menghantam Bulan
Roscosmos menyebut komunikasi dengan Luna-25 sempat terputus sebelum akhirnya ada informasi wahana tersebut menghantam Bulan.
“Sekitar pukul 14:57 waktu Moskow [pada 19 Agustus], komunikasi dengan pesawat ruang angkasa Luna-25 terputus,” tulis Roscosmos pada Minggu (20/8), dikutip dari Space.
“Langkah-langkah yang diambil pada 19 dan 20 Agustus untuk mencari perangkat dan melakukan kontak dengannya tidak membuahkan hasil,” lanjutnya.
Analisis awal menunjukkan manuver orbital yang tidak tepat membuat Luna-25 masuk ke lintasan yang tidak terduga, yang akhirnya membuat pendarat Bulan ini hancur karena bertabrakan dengan permukaan Bulan.
Meski demikian, Roscosmos saat ini masih melakukan investigasi untuk menemukan akar permasalahan yang membuat Luna-25 menabrak permukaan Bulan.
“Sebuah komisi antar departemen yang dibentuk secara khusus akan menangani masalah klarifikasi alasan hilangnya [pendarat] bulan,” tulis Roscosmos.