Pasien virus corona tanpa gejala atau yang disebut asimtomatik tetap dapat mengalami kerusakan organ tubuh, menurut satu penelitian di Amerika Serikat dan pengalaman seorang dokter di Inggris.
Para peneliti di Scripps Research di La Jolla, California, AS, yang menganalisa data publik menemukan bahwa 45% orang yang terkena Covid-19, tidak mengalami gejala yang biasa diakibatkan oleh virus corona, seperti batuk kering, demam dan tersengal-sengal.
Apa yang ditemukan juga dari pemindaian melalui CT scan – prosedur yang menggunakan sinar X, dengan hasil yang diolah dengan komputer – lebih dari setengah pasien asimtomatik memiliki gejala kerusakan paru-paru serius.
Tim peneliti mengatakan temuan itu merupakan bukti bahwa mereka yang tak mengalami gejala virus corona, memainkan peranan penting dalam menyebarkan virus dan menunjukkan perlunya tes dalam skala besar, serta melakukan pelacakan kontak yang merupakan faktor yang sangat penting.
Sementara John Kinnear, dekan Fakultas Kedokteran, Anglia Ruskin University, Inggris, menceritakan pengalamannya memeriksa pasien tanpa gejala dan terkejut melihat kerusakan paru-paru yang dialami pasien.
“Saat saya tiba dengan perlengkapan alat pelindung diri lengkap dan siap untuk melakukan sedasi kepada pasien sebelum menggunakan ventilator, saya kira saya tiba di tempat tidur yang salah,” tulis Kinnear dalam kajiannya.
“Ia duduk dengan tenang, sambil berbicara dengan putrinya melalui telepon seluler dan terkejut dengan penampilan saya dengan APD. Saya mengira kolega saya terlalu berlebihan. Namun saya memeriksa kadar oksigen di darah untuk berjaga-jaga, lebih pada insting bukan karena khawatir.”
“Dari penampilannya, saya perkirakan kondisi paru-paru normal (100%), namun ternyata hanya 75%, dan itu tingkatan yang biasanya membuat orang tidak sadar.”
“Saya segera sadar bahwa banyak pasien yang dalam kondisi parah akibat Covid-19, tidak mengalami gangguan pernafasan sampai mereka kemudian tiba-tiba ambruk dan meninggal,” tulisnya lagi.
Temuan tim di Amerika Serikat
Para peneliti di Scripps Research di La Jolla, California, mengkaji responden dari 16 grup yang berbeda, termasuk para narapidana, penumpang kapal pesiar, serta orang lanjut usia di panti jompo.
Data dari penumpang kapal pesiar, menunjukkan 54% dari 76 pasien tanpa gejala, memiliki kerusakan paru-paru yang ditunjukkan melalui CT scan.
Gambar paru-paru yang pekat menunjukkan organ ini penuh dengan cairan, bakteri atau sel kekebalan.
“Penyebaran virus tanpa diketahui ini membuat situasi semakin lebih sulit untuk dikendalikan,” kata Dr Eric Topol, profesor kedokteran molekuler di Scripps Research.
“Kajian kami mengangkat pentingnya pemeriksaan. Jelas bahwa dengan tingginya pasien tanpa gejala ini, kita perlu memasang jaring untuk tes seluas mungkin, bila tidak akan sulit meredam virus,” kata Topol dalam studi yang diterbitkan diĀ Annals of Internal Medicine.