Ketergantungan terhadap platform online yang semakin tinggi di masa pandemi berdampak pula pada meningkatnya aksi social engineering yang memanipulasi psikologis korban kejahatan cyber. Simak tips dari Gojek agar terhindar dari tipu-tipu online.

Chief Information Security Officer (CISO) Gojek Group George Do mengatakan, pandemi COVID-19 mengubah kebiasaan orang menjadi lebih sering menggunakan platform digital. Dikatakannya, sudah menjadi tugas Gojek untuk selalu terdepan dalam keamanan digital untuk mengamankan ekosistem mereka.

“Selama pandemi, layanan dan inovasi Gojek berkembang mengikuti perilaku pengguna. Gojek mengerahkan investasi signifikan dalam hal keamanan. Tapi ancaman nomor satu adalah social engineering. Walaupun sistemnya sudah dibuat aman, tidak kalah penting adalah pengetahuan keamanan dari sisi user,” kata George dalam diskusi virtual #AmanBersamaGojek, Jumat (18/9/2020).

Hal senada diungkapkan Head of IT Governance, Risk and Compliance, Information Security Gojek Ganesha Saputra. Disebutkannya, usaha Gojek dalam menambah lapisan keamanan tak berhenti pada teknologi saja. Platform ini terus melakukan edukasi komprehensif kepada mitra driver, mitra merchant, dan masyarakat.

“Dengan semakin kencangnya penipuan berbasis social engineering di masa pandemi, kami menggencarkan edukasi agar pengguna lebih waspada mengenai keamanan, yang kami rangkum dalam kosakata JAGA,” kata Ganesha.

Kosakata JAGA tersebut diuraikan Ganesha sebagai berikut:

1. Jangan transaksi di luar aplikasi

Ingat, lakukan transaksi hanya dengan metode yang dipakai di aplikasi Gojek. Di luar itu, jangan!

2. Amankan data pribadi

Amankan data pribadi seperti tanggal lahir, nama ibu kandung, dan data penting lainnya. Ingat, data-data tersebut tak hanya bisa digunakan ekosistem Gojek tapi juga dapat disalahgunakan untuk menerobos akun layanan lain, misalnya perbankan.

3. Gunakan PIN untuk transaksi

Jika akun kalian belum menggunakan PIN, segera pakai. Jangan lupa gunakan juga fitur verifikasi wajah untuk menambah lapisan keamanan.

4. Adukan hal yang mencurigakan

Jika menjadi korban penipuan, segera laporkan ke layanan pelanggan dan pihak berwajib.

Ganesha mengingatkan, di antara banyaknya celah sistem keamanan, social engineering menjadi pintu masuk pertama di banyak kasus peretasan yang mengakses akun konsumen atau akun infrastruktur perusahaan.

“Dan di masa pandemi ini pelaku kejahatan social engineering lebih giat. Edukasi tentang keamanan sangat penting dilakukan secara terus menerus agar masyarakat paham dan tidak menjadi korban penipuan online,” simpulnya.