Siapakah Amanda Gorman, Pembaca Puisi Termuda dalam Acara Pelantikan Presiden AS

0
641

Amanda Gorman “berteriak kegirangan” ketika ia mendapati dirinya dipilih membacakan salah satu puisinya dalam upacara pelantikan presiden terpilih AS Joe Biden.

Di usia yang menginjak 22 tahun, penulis dan pelaku seni yang lahir di Los Angeles ini menjadi penyair termuda yang tampil dalam acara pelantikan presiden di AS.

Ia menuturkan kepada BBC World Service bahwa ia merasakan “kegembiraan, kebahagiaan, kehormatan dan bangga” ketika dirinya diminta untuk mengambil bagian dalam upacara tersebut, “dan juga pada saat yang sama [merasakan] teror”.

Puisinya, The Hill We Climb, adalah komposisi baru yang ia harap akan “berbicara tentang saat ini” dan “melakukan keadilan saat ini”.

Gorman menuntaskan puisinya pada 6 Januari, hari ketika gedung Capitol di Washington DC diserbu oleh pendukung mantan presiden Donald Trump.

“Kita telah melihat sebuah kekuatan yang dapat meremukkan bangsa kita, dan bukan untuk berbagi, yang dapat menghancurkan negara kita jika itu berarti menunda demokrasi,” katanya.

“Dan upaya ini hampir berhasil. Tetapi sementara demokrasi dapat ditunda secara berkala, ia tidak akan pernah bisa dikalahkan secara permanen.”

“Saya benar-benar ingin menggunakan kata-kata saya untuk menekankan persatuan, kolaborasi serta kebersamaan,” katanya kepada program Newshour World Service sebelum upacara pelantikan berlangsung.

“Saya pikir ini adalah babak baru di Amerika Serikat, tentang masa depan, dan melakukannya melalui keanggunan dan keindahan kata-kata.”

Gorman juga mengatakan kepada New York Times: “Sekarang, lebih dari sebelumnya, Amerika Serikat membutuhkan puisi pengukuhan. Kita harus menghadapi kenyataan ini jika kita ingin maju.”

Hambatan bicara

Lahir di LA pada 1998, Gorman mengalami kondisi hambatan dalam berbicara ketika masih kecil – kondisi sama juga dialami oleh presiden AS saat ini, Joe Biden.

“[Kondisi] itu mendorong saya untuk menjadi pelaku seni dan pendongeng yang saya impikan,” ujarnya dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan Los Angeles Times.

“Ketika Anda harus belajar sendiri bagaimana mengucapkan suara [dan] sangat memperhatikan pelafalan, ini memberi Anda kesadaran tertentu tentang sonik, pengalaman pendengaran.”

Gorman menjadi pemenang penyair pemuda LA pada usia 16 tahun. Tiga tahun kemudian, saat belajar sosiologi di Harvard, ia menjadi pemenang penyair pemuda nasional pertama.

Dia menerbitkan buku pertamanya, The One for Whom Food Is Not Enough, pada 2015 dan akan menerbitkan buku bergambar, Change Sings, akhir tahun ini.

Dia mengikuti jejak Maya Angelou, Richard Blanco dan Robert Frost, yang termasuk di antara lima penyair yang pernah tampil di pelantikan presiden sebelumnya.