Badan antariksa Jepang mengatakan sebuah roket yang membawa delapan satelit gagal mengudara tepat setelah lepas landas, Rabu (12/10), dan misi roket itu terpaksa dibatalkan dengan perintah penghancuran diri.
Ini merupakan kegagalan pertama peluncuran roket negara itu dalam hampir 20 tahun.
Badan Eksplorasi Antariksa Jepang (JAXA) mengatakan roket Epsilon-6 mengalami “kelainan” yang tidak teridentifikasi dan penerbangannya harus dibatalkan kurang dari tujuh menit setelah lepas landas dari Pusat Antariksa Uchinoura di prefektur Kagoshima, Jepang selatan.
Sejumlah pejabat JAXA mengatakan badan tersebut mengirim sinyal penghancuran diri setelah memutuskan bahwa roket itu tidak dapat terbang dengan aman dan memasuki orbit sesuai rencana. Mereka mengatakan roket itu diyakini jatuh ke laut dengan seluruh muatannya. Penyebab kegagalan masih diselidiki, kata badan itu.
Roket Epsilon membawa delapan satelit, termasuk dua yang dikembangkan oleh perusahaan swasta yang berbasis di Fukuoka, prefektur selatan lainnya. Ini pertama kalinya roket Epsilon membawa muatan yang dikembangkan secara komersial.
Roket Epsilon-6 dengan panjang 26 meter dan berat 95,6 ton serta berbahan bakar padat adalah versi terkini sebelum JAXA berencana mengembangkan variasi lain, Epsilon-S. Setelah lima kali menjalani upgrade sejak awal 2010, Epsilon-6 dirancang untuk bisnis peluncuran satelit komersial.
Kegagalan hari Rabu mengakhiri rekor sukses seri Epsilon sejak peluncuran pertama versi aslinya pada tahun 2013. Ini juga kegagalan pertama bagi JAXA sejak roket H2A-nya yang gagal terbang pada tahun 2003.
Peluncuran itu sendiri semula dijadwalkan berlangsung Jumat lalu, namun ditunda terkait pemosisian satelit di antariksa.