Hujan Meteor Orionid Bakal Hiasi Langit Bumi, Termasuk Indonesia

0
430

Hujan meteor Orionid akan menghiasi langit Bumi pada Jumat (21/10), termasuk di Indonesia. Ahli menyebut waktu terbaik melihatnya adalah pukul 04.00 hingga sekitar 05.00.

Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Orionid dinamai dari konstelasi Orion karena muncul di dekat gugusan bintang yang membentuk Sabuk Orion. Meteor ini fragmen puing-puing ruang angkasa dan jejak debu dari Komet Halley.

Pertemuan terakhir Bumi dengan Komet Halley terjadi pada 1986 dan karena komet ini mengorbit Bumi hanya sekali setiap 76 tahun, komet itu tidak akan terlihat lagi hingga 2061.

Meski komet Halley baru akan terlihat 2061, setiap kali kembali ke tata surya bagian dalam kita dia menyebarkan sisa-sisa partikel komet dan sejumlah pecahan asteroid.

Setiap tahun Bumi melintasi jalur puing-puing tersebut dan menghasilkan dua hujan meteor tahunan, yakni Aquarids pada Mei dan Orionid pada pertengahan hingga akhir Oktober.

Direktur Observatorium Griffith Edwin C. Krupp mengatakan tempat terbaik untuk mendapatkan pandangan yang jelas dari fenomena langit ini adalah daerah sejauh mungkin dari kota-kota besar dan polusi cahaya yang parah.

Krupp menyebut warga AS di California Selatan perlu menyiapkan perjalanan ke daerah pegunungan untuk dapat menikmati hujan meteor ini.

“Jika Anda masuk ke pegunungan atau ke timur – Palm Springs, Joshua [Tree National Park], Yucca Valley – begitu Anda jauh dari konsentrasi cahaya kota yang sangat tinggi, maka Anda punya kesempatan,” kata Krupp, seperti dikutip dari LA Times.

“Jika Anda melihat bintang-bintang dan mereka membuat Anda terpesona, Anda tahu bahwa Anda sudah cukup jauh,” tambahnya.

Menurut situs Griffith Observatory, waktu terbaik untuk melihat hujan meteor Orionid adalah antara 4:40 hingga 5:40 pagi.

Krupp merekomendasikan pengamat menjauhi cahaya setidaknya 10 hingga 15 menit sebelum waktu hujan meteor untuk memberi mata kesempatan menyesuaikan diri dengan langit malam yang gelap.

“Ketika Anda melihatnya, Anda mungkin pertama kali melihat titik terang cahaya yang hanya terlihat sesaat sebelum berubah menjadi hampir seperti garis cahaya cepat yang cepat memudar,” kata Krupp.

“Jadi ini hampir seperti korek api, singkatnya, yang bersinar dan melesat melintasi langit dan kemudian menghilang,” pungkasnya.

Dilansir dari situs NASA, hujan meteor Orionids dapat dilihat baik di Bumi belahan utara maupun Bumi belahan selatan, termasuk yang berada di khatulistiwa seperti Indonesia.

Hujan meteor ini dapat dilihat di arah tenggara jika kita berada di belahan Bumi utara atau timur laut jika kita berada di belahan bumi selatan.

Sumber : CNN [dot] COM