Berkat ‘pukulan ajaib’, Kevin/Marcus pertahankan juara ganda putra All England

0
1015

Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sukses mempertahankan gelar juara di ganda putra turnamen bulutangkis tertua dan paling bergengsi di dunia, All England.

Dalam laga di Birmingham, Inggris, Minggu petang (18/03) atau Senin dini hari WIB, Kevin/Marcus menang dua set langsung atas pasangan Denmark, Mathias Boe/Carsten Mogensen, dengan 21-18 dan 21-17.

“Senang rasanya bisa merebut gelar bergengsi. Luar biasa bisa juara lagi,” kata Kevin kepada BBC Indonesia setelah pertandingan.

Kevin menambahkan kunci kemenangan di babak final adalah fokus untuk meraih poin demi poin dan meminimalkan kesalahan: “Jangan banyak melakukan kesalahan sendiri. Itu saja sih.”

Hal senada disampaikan Marcus, bahwa dia dan Kevin mencoba untuk tampil tanpa beban meski diakui tidak mudah karena datang sebagai juara bertahan.

“Menikmati pertandingan, jangan ada tekanan. Fokus satu demi satu dan melakukan yang terbaik,” kata Marcus.

Boe/Mogensen memberikan perlawanan gigih, terutama di set kedua, dengan terus menempel ketat perolehan poin Kevin/Marcus, namun ternyata belum cukup untuk menahan laju pasangan Indonesia itu.

Boe menyebut Kevin punya ‘pukulan ajaib’.

“Ada bola yang mestinya tak bisa dikembalikan, tapi Kevin bisa mengembalikan. Itu ajaib,” kata Boe.

Memang beberapa kali dalam turnamen ini Kevin membuat lawan terperangah.

Dikira sudah mati dan tak bisa mengembalikan bola, tapi bola justru tiba-tiba kembali, yang membuat pemain Inggris Gaby Adcock menjulukinya ‘pemain ajaib’.

Kevin menjelaskan tidak ada yang istimewa dari pukulannya: “Itu reflek saja.”

Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi, mengatakan keberhasilan Kevin/Marcus mempertahankan gelar juara membuktikan bahwa keduanya memang istimewa, baik dari aspek fisik maupun mental.

Ia mengatakan gelar juara yang diraih tahun lalu di turnamen ini sangat berpengaruh terhadap kepercayaan diri Kevin/Marcus, yang mendorong keduanya panen gelar sepanjang 2017.

“Ujian pemain itu di antaranya adalah All England. Yang lain adalah Olimpiade dan kejuaraan dunia. Kalau sudah juara All England, tingkat kepercayaan diri pasti meningkat pesat,” kata Herry.

Kevin/Marcus menjadi ganda putra pertama sejak tahun 1996 yang berhasil mempertahankan gelar juara.

Prestasi ini ditorehkan oleh ganda putra legendaris Indonesia, Ricky Subagja/Rexy Mainaky.

Rexy kepada BBC Indonesia mengatakan sejak awal dirinya sudah yakin Kevin/Marcus akan bisa mengikuti jejak dirinya.

Kelebihan Kevin/Marcus, menurut Rexy, adalah tingkat konsentrasi yang sangat tinggi di lapangan: “Secara mental mereka juga tahu apa yang dilakukan di lapangan. Mereka stabil, tak mudah goyah.”

Prestasi Kevin/Marcus meroket sejak juara di All England pada 2017.

Selain sukses di Birmingham, duo ini tampil di 11 turnamen superseries dan sembilan kali masuk babak final.

Dari sembilan final, Kevin/Marcus menyabet tujuh gelar juara, yaitu di Birmingham, India, Malaysia, Jepang, Cina, Hong Kong, dan di Dubai.

Prestasi ini memecahkan rekor yang dicatat pasangan Korea Selatan, Lee Yong Dae/Yoo Yeon Seong pada 2015.

Tak mengherankan jika badan bulutangkis dunia, BWF, menobatkan Kevin/Marcus sebagai pemain terbaik 2017, yang membuat keduanya kaget karena gelar itu biasanya selalu diraih oleh pemain tunggal.

Hasil lain All England 2018: Shi Yuqi merebut gelar juara di tunggal putra setelah mengalahkan seniornya, Lin Dan, 21-19, 16-21, dan 21-9.

Dan Tai Tzu Ying asal Taiwan membuktikan diri yang terbaik di nomor tunggal putri, dengan mengalahkan pemain Jepang, Akane Yamaguchi, dengan angka 22-20 dan 21-13.

Gelar di ganda putri diraih pasangan Denmark, Kamilla Rytter Juhl/Christinna Pedersen, yang di final menundukkan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, 21-19 dan 21-18.

Dan di ganda campuran, Yuta Watanabe/Arisa Higashino keluar sebagai juara dengan mengalahkan Zheng Siwei/Huang Yaqiong, 15-21, 22-20, dan 21-16.

Sumber :bbc.com