Bos Facebook Mark Zuckerberg belum lama ini buka suara mengenai penyalahgunaan data dari jejaring sosialnya oleh perusahaan riset Cambridge Analytica (CA). Perusahaan ini diduga memanfaatkan data untuk kampanye pilpres Amerika Serikat 2016 silam.

Zuckerberg pun menjelaskan kronologi kejadian penyalahgunaan ini melalui unggahannya di Facebook pada Kamis (22/3). Dia memaparkan bahwa Facebook yang diluncurkan pada 2007 memungkinkan pengguna untuk log in ke aplikasi dan membagikan informasi mengenai siapa teman-teman mereka dan beberapa informasi mengenai teman-temannya.

Pada Juni 2014, peneliti dari Cambridge University bernama Aleksandr Kogan membuat sebuah aplikasi kuis kepribadian, ‘thisisyourdigitallife’. Zuck mengungkap bahwa aplikasi Kogan dipasang oleh sekitar 300.000 orang yang semuanya bersedia membagikan data pribadi mereka serta beberapa data teman-teman mereka.

“Mengingat cara kerja platform kami saat itu, Kogan bisa mengakses puluhan juta data teman-teman dari orang yang meng-install aplikasi tersebut,” tulis Zuck.

Belajar dari kejadian tersebut, Facebook mengubah kebijakan platform untuk membatasi data yang dapat diakses oleh aplikasi setahun kemudian. Perubahan tersebut membuat pengembang seperti Kogan tidak bisa lagi meminta data teman dari pengguna kecuali teman mereka juga mengakses aplikasi tersebut.

“Kami juga mengharuskan pengembang aplikasi mendapatkan persetujuan kami sebelum mereka meminta data yang sensitif dari para pengguna. Tindakan ini akan mencegah aplikasi seperti milik Kogan untuk mengakses banyak informasi,” imbuh Zuck.

Rupanya pada 2015, Facebook mendapatkan informasi dari media bahwa Kogan telah membagikan datanya pada CA. Dari sana, Kogan telah melakukan pelanggaran terhadap kebijakan Facebook sehingga platform tersebut menghapus aplikasi Kogan.

“Kami meminta Kogan serta Cambridge Analytica secara formal menyatakan bahwa mereka telah menghapus semua data yang diperoleh secara ilegal. Mereka telah menjamin hal tersebut,” ungkap alumnus Harvard University ini.

Sayangnya, pekan lalu Facebook menerima kabar bahwa CA tidak menghapus semua data seperti yang mereka janjikan sebelumnya. Facebook mengambil tindakan untuk memblokir CA dari layanannya.

CA di sisi lain berdalih bahwa mereka sudah menghapus semua data. Mereka bahkan setuju diaudit forensik oleh perusahaan yang telah ditunjuk Facebook, Stroz Friedberg, untuk mengkonfirmasi kejadian ini.

Penyalahgunaan data oleh Kogen ini banyak disebut sebagai pencurian data terbesar sepanjang sejarah. Sebesar 50 juta data pengguna Facebook digunakan oleh CA tanpa izin pengguna Facebook.

Kini, berbagai pihak menuntut Facebook untuk bertanggung jawab atas kebobolan data tersebut. Kampanye #DeleteFacebook di media sosial pun sudah muncul