Kisah Unik Masjid Al Ijabah

0
1074

Sore itu, suasana Jalan King Fahd, Madinah, Arab Saudi terlihat ramai, kendaraan nampak berlalulalang melaju dengan kecepatan sedang. Di tepi jalan itu, berdiri sebuah masjid. Lokasinya sebelah barat daya Masjid Nabawi.

Sebuah menara pun terlihat menjulang. Beberapa ambulans terparkir di seberang masjid karena lokasinya memang berhadapan dengan Rumah Sakit Umum Al Anshor. Masjid itu bernama Masjid Al Ijabah.

Berbeda dengan suasana jalan pada Sabtu, 15 September 2018 itu, masjid terasa sepi. Di pintu masuk, ada seorang penjaga yang sedang duduk dan memasang earset di telinganya. Ia adalah Hanni.

Hanni terlihat santai. Sementara di dalam masjid, ada tujuh orang. Di hamparan karpet merah itu dua jemaah tampak memanjatkan dzikir, tiga duduk melingkar, dan tiga lainnya tidur.

Selain jemaah, dua pekerja terlihat tengah sibuk. Mereka membersihkan karpet dengan penyedot debu. Seorang lain memeriksa suhu belasan pendingin ruangan. Pengubah suhu itu dipasang di sekeliling karpet ruang sholat.

Hanni mengatakan, Rasulullah pernah meminta doa kepada Allah di Masjid Al Ijabah. Meski bahasa Inggrisnya tak lancar, ia mencoba menjelaskan kisah itu. Saat ditanya mengenai doa apa saja, Hanni tak berani memastikan.

“Ada kisahnya di dalam hadis, wallahualam,” ujar Hanni.

Menurut Hanni, dalam beberapa kisah yang disampaikan perawi, Masjid Al Ijabah menjadi saksi bisu Rasulullah memanjatkan tiga doa kepada Allah SWT. Masjid ini dahulu bernama Masjid Bani Mu’aiyah.

Tercacat di Hadis Riwayat Muslim, Ibnu Abi Umar telah menceritakan ke Marwan bin Mu’awiyah mengenai peristiwa tersebut.

Rasulullah berkata, “Aku meminta tiga (hal) pada Rabbku, Ia mengabulkan dua (hal) dan menolakku satu (hal). Aku meminta Rabbku agar tidak membinasakan ummatku dengan kekeringan, Ia mengabulkannya untukku, aku meminta-Nya agar tidak membinasakan umatku dengan banjir, Ia mengabulkannya untukku dan aku meminta-Nya agar tidak membuat penyerangan diantara sesama mereka lalu Ia menolaknya.”

Kini masjid ini kerap menjadi tujuan bagi jemaah dan peziarah yang ingin menapak tilas perjalanan Nabi Muhammad. Masjid yang direnovasi pada masa kepemimpinan Raja Fahd pada 1997 itu juga menjadi tempat jemaah untuk menjalankan salat sunah.