Pasangan ganda putra Indonesia, Mohammad Ahsan/Rian Agung Saputro, mengaku kaget bisa maju hingga ke babak semifinal Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2017 di Glasgow, Skotlandia.
“Senang bisa maju hingga sejauh ini. Saya tidak menyangka,” kata Ahsan setelah menyingkirkan pasangan Korea Selatan, Chung Eui Seok/Kim Dukyoung, dua set langsung 21-16 21-18.
Sebelumnya, Ahsan/Rian membuat kejutan dengan langsung menundukkan unggulan pertama dari Cina, Li Junhui/Liu Yuchen, 19-21 21-18 21-18.
Ahsan mengatakan, “Di ajang sekelas Kejuaraan Dunia apa pun bisa terjadi.”
Bagi Ahsan, Kejuaraan Dunia bukan hal yang asing. Bersama Hendra Setiawan, Ahsan dua kali menjadi juara dunia di ganda putra, pada 2013 dan 2015.
Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, juga mengaku kaget Ahsan/Rian maju hingga babak empat besar. Menurut Herry, keberhasilan Ahsan tak lepas dari banyaknya pengalaman yang telah ia raih.
“Terus terang saya surprised dengan pencapaian Ahsan (dan Rian). Selama ini kan tidak terlalu menggembirakan. Kuncinya mungkin tampil tenang, tanpa beban,” ungkap Herry kepada wartawan BBC Indonesia, Mohamad Susilo, di arena kejuaraan di Glasgow.
“Ia juga sabar dan menerapkan strategi secara tepat. Di Kejuaraan Dunia, faktor pengalaman sangat penting. Dengan begitu pemain bisa tampil yakin, tenang, dan bermain maksimal,” kata Herry.
Akan hadapi pasangan Jepang
Di babak semifinal hari Sabtu (26/08), Ahsan/Rian yang tidak diunggulan, akan berhadapan dengan pasangan Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda.
Duo Jepang melangkah ke semifinal dengan mengalahkan pasangan kuat Denmark, Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding, 21-13 23-21.
Herry mengatakan Ahsan/Rian punya peluang untuk menang atas Kamura/Sonoda.
Yang juga turun di semifinal adalah pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir yang akan berhadapan dengan Lee Chun Hei Reginald/Chau Hoi Wah.
Di babak perempat final hari Jumat (25/08), Tontowi/Liliyana menang dua set langsung atas Wang Yiyu/Huang Dongping, 21-15 21-16.
Pelatih ganda campuran Indonesia, Richard Mainaky kepada BBC Indonesia mengatakan dirinya memasang target Tontowi/Liliyana setidaknya masuk semifinal.
Ia juga mengatakan anah asuhnya secara khusus melakukan persiapan satu bulan di Kudus, Jawa Tengah, untuk terjun di Kejuaraan Dunia di Glasgow. Persiapan ini meliputi aspek fisik dan teknik.
Kevin Sanjaya/Marcus Gideon gagal
Keberhasilan Ahsan/Rian dan Tontowi/Liliyana tidak diikuti oleh Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang dipaksa mengakui keunggulan pasangan Cina, Chai Biao/Hong Wei, 21-11 19-21 22-20.
“Ya tentu kami kecewa kalah di perempat final. Kami merasa kami sudah bermain bagus, mungkin kami tak beruntung,” kata Kevin.
Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi, mengatakan kekalahan Kevin/Marcus disebabkan oleh kejelian lawan mengubah strategi di set kedua dan ketiga.
“Kevin/Markus main tergesa-gesa, sementara lawan bisa menerapkan strategi dengan baik. Lawan sering angkat bola untuk memaksa Kevin/Marcus menyerang, tapi lawan sudah menyiapkan pertahanan dengan sangat rapi,” kata Herry.
Yang juga gagal lolos ke semifinal adalah Praveen Jordan/Debby Susanto, yang ditundukkan unggulan teratas, Zheng Siwei/Chen Qingchen, 21-16 21-12.
Sumber : bbc.com