OK-OCE dan program ekonomi Anies-Sandi lainnya di mata pelaku bisnis

0
1181

OK-OCE. Salah satu program ekonomi Anies Baswedan -Sandiaga Uno yang paling sering disampaikan dalam berbagai kesempatan selama masa kampanye pemilihan gubernur-wakil gubernur DKI Jakarta.

OK-OCE atau One Kecamatan Once Centre of Entrpreneurship, merupakan program yang bertujuan untuk melahirkan 200.000 pengusaha baru di Jakarta dengan membangun pos pengembangan kewirausahaan di setiap kecamatan.

Seorang pengusaha perintis, Leny Kurniati, yang mengikuti program serupa dari Kementerian Perindustrian menyambut baik program itu.

“Ide ini sudah dikembangkan oleh salah satu orang Jepang tahun ’79 sebagai OVOP, One Village One Product. Yang kemudian diadopsi oleh banyak sekali negara di dunia, salah satu yang paling berhasil adalah OTOP, One Tambon One Product, Satu Desa Satu Produk di Thailand”, papar Leny.

“Program ini bagus dan Kementerian Perindustrian selalu aktif dan kita salah satu negara terbaik dalam menjalankan OVOP. Kemudain didopsi untuk provinsi DKI dengan Satu Kecamatan Satu Bidang Usaha.”

Meski begitu, Leny yang sudah berhasil mengekspor produk tas kulitnya lewat program Kemenperin, mempertanyakan kritera pemilihan produk unggulan di satu kecamatan di Jakarta yang begitu beragam.

“Seperti OVOP, itu mungkin akan berjalan baik, misalnya di Garut mereka produsen kulit sehingga mereka konsentrasi di kulit. Jakarta dengan begitu banyak perbedaan, bagaimana menentukan itu yang saya pertanyakan.”

“Mungkin secara pendanaan itu adalah hal yang paling mudah, dengan Bank DKI dan dana dari pemerintah”, tambah dia.

Namun yang juga tak kalah pentingnya, lanjut Leny, adalah masalah pemasaran produknya.

“(Masalah) mentoring. Bagaimana mereka bisa menentukan bahwa ada orang-orang yang cukup ahli dalam bidang tertentu, spesifik. Dan produk yang dihasilkan sudah layak jual sehingga bisa bermitra dengan swasta.”

Pedagang pasar

Program lain yang didengungkan pemimpin baru DKI ini adalah revitalisasi pasar DKI agar pasar tradisional DKI tidak terlihat kumuh.

Didi Supardi yang sudah puluhan tahun berdagang seblak bandung di lahan eks pasar Blora berharap mendapat tempat yang layak jika harus pindah.

“Makin dibina, makin supaya ditempatkan posisinya dimana. Kan kasian kalau pedagang-pedagang umpamanya nanti pasar dibongkar atau diapakan, kasian pedagang-pedagang kecil”, kata Didi.

Begitupun dengan Darmanto, yang sudah tujuh tahun berjualan minuman botolan di lokasi yang tak jauh dari eks pasar Blora.

“Bagi kita orang kecil yah biasalah, nurut-nurut aja. Yah mudah-mudahan Pak Gubernur bisa, ‘yah taruh di sini saja tak apa-apa, yang penting rapi, rajin, menjaga kebersihan’. Yah semampu kita lah gitu”, kata Darmanto.

Pengusaha perhotelan

Janji kampanye lain gubernur baru Anies Baswedan adalah menutup hotel Alexis akibat dugaan praktik prostitusi di tempat tersebut.

Dan memang sudah Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum melarang memfasilitasi prostitusi.

Jadi kata Krisnadi, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia wilayah Jakarta, setiap hotel yang menyediakan jasa prostitusi memang harus ditutup. Namun setelah dapat dibuktikan Pemda.

“Pada waktu era Gubernur yang lalu kan konon sempat diekspos juga masalah itu, cukup dalam, bahkan dapat pernyataan dari Kepala Dinasnya pada saat itu, yang mengatakan, setelah beliau tinjau sendiri “tidak ada itu”. Namun di sisi lain, kami lihat itu juga dijadikan alat kampanye bahwa kalau mereka jadi mereka akan menutup (hotel) itu”, jelas Krisnadi.

“Intinya dari kami, sepakat kalau yang dipakai untuk prostitusi, tentu tidak boleh. Kalau memang bisa dibuktikan berkaitan dengan itu (prostitusi), yah memang melanggar hukum. Tapi jangan prakiraannya saja. Harus dibuktikan.”

Krisnadi juga mengingatkan agar kebijakan pemimpin DKI yang baru sejalan dengan kebijakan presiden dalam upaya meningkatkan sektor pariwisata.

“Kebijakan-kebijakannya jangan sampai bertentangan dengan RI 1 (Presiden), kita sudah punya target kunjungan wisman-wisnus pada 2020. Harapan kami besar sekali kepada pasangan ini terutama pak wakilnya yang notabene pebisnis.”

Pada masa kampanye, Anies Baswedan – mantan Menteri Pendidikan – dan Sandiaga Uno – pengusaha muda yang berhasil – juga berjanji akan untuk meninjau kembali proyek reklamasi, walau sebelum dilantik, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaita sudah wanti-wanti menegaskan bahwa tidak ada masalah hukum lagi dalam proyek itu.

Jakarta sebagai ibu kota negara memang kadang tak bisa berjalan sendiri di bawah kepemimpinan gubernurnya semata.

Sumber : bbc.com