Sebelum Alibaba, Amazon Web Services lebih dulu membuka layanan cloud computing di Indonesia.
Alibaba Cloud mengumumkan beroperasinya data center pertama di Indonesia. Pusat data ini merupakan platform cloud publik yang menyediakan pilihan lokal bagi pelaku bisnis di Indonesia, terutama Usaha Kecil Menengah (UKM) dan startup.
Data center Alibaba Cloud juga akan membantu pelanggan di Indonesia dalam hal kecepatan akses data, serta memenuhi kewajiban menyimpan dan mengolah data di dalam negeri. Data center ini juga menawarkan rangkaian layanan cloud yang komprehensif mulai dari elastic computing, layanan database, jaringan, keamanan, dan middleware untuk analisis dan big data.
“Sebagai satu-satunya penyedia layanan cloud global yang berasal dari Asia, Alibaba Cloud memiliki posisi yang unik dalam hal pemahaman budaya di wilayah ini, sehingga kami dapat menyediakan solusi data intelligence dan kemampuan komputerisasi yang inovatif bagi pelanggan,” ujar Alex Li, General Manager of Asia Pacific, Alibaba Cloud dalam keterangan resminya, Jumat (16/3).
(Baca juga: Pemodal Asing E-Commerce Dikhawatirkan Dongkrak Impor)
Ia menambahkan, peluncuran data center ini merupakan bagian dari komitmen Alibaba untuk mendukung inisiatif pemerintah Indonesia dalam membentuk 1.000 startup pada tahun 2020. Untuk UKM dan startup, akses terhadap layanan cloud yang scalable dengan harga yang terjangkau menjadi sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan bisnis mereka.
“Dengan ini para pelaku juga dapat memperluas jangkauan operasional mereka di kancah internasional dan bersaing di pasar global melalui jaringan global milik Alibaba Cloud,” kata Alex.
Sebelum Alibaba, perusahaan e-commerce global lain yakni Amazon juga telah meluncurkan layanan serupa melalui Amazon Web Service (AWS) di Indonesia. Sebagai salah satu penyedia platform cloud computing terbesar di dunia, Amazon sama sekali tak gentar dengan hadirnya pesaing.
Head of Southeast Asia AWS, Nick Walton, mengklaim AWS telah lebih maju daripada para kompetitornya. Meski, ia menyadari perusahaan-perusahaan teknologi besar yang lain mencoba untuk membuat apa yang telah dilakukan AWS dalam 10 tahun terakhir.
“Kami tidak kaget ketika melihat yang lain mencoba melakukan apa yang kami lakukan. Kami akan terus melanjutkan pekerjaan kami, kami akan terus berinovasi,” ujarnya.
Kehadiran para pesaing, kata Walton, justru memberikan keuntungan kepada para konsumen. Mereka memiliki banyak pilihan yang sesuai dengan kebutuhannya.
Berdasarkan data Gartner yang dikutip oleh Fortune pada pertengahan tahun lalu, AWS menduduki posisi nomor satu sebagai penyedia layanan cloud. Posisi tiga besar lainnya ditempati oleh Microsoft dan Google. Alibaba, Oracle, dan IBM kini juga diperhitungkan sebagai kompetitor AWS.
Penyedia layanan streaming dan video on-demand, Netflix, merupakan salah satu pengguna layanan Amazon Aurora dari AWS. Di Indonesia, beberapa perusahaan digital besar seperti Traveloka dan Go-Jek juga tercatat sebagai klien AWS.