Youtube akan membuat para pembuat konten diplatformnya untuk memanen uang lebih banyak. Salah satunya adalah dengan memperbolehkan mereka memberlakukan biaya berlangganan lewat fitur ‘Channel Membership’.
Dengan fitur ini, para penggemar dikenakan biaya berlangganan sekitar Rp70 ribu (US$4,99) per bulan.
Jika berlangganan di sebuah channel, pengguna akan mendapatkan sejumlah keuntungan konten eksklusif seperti tayangan livestream khusus atau produk digital seperti emoji, lencana khusus, akses live chat, dan apa pun yang dapat ditawarkan oleh pembuat konten.
Untuk peluncuran awal, fitur ini akan tersedia bagi channel-channel yang memiliki setidaknya 100 ribu pelanggan (subscriber).
Tak cuma itu, YouTube juga memiliki sejumlah fitur komersialisasi lain bagi para pembuat konten, seperti diumumkan pada festival VidCon di Anaheim, California, Kamis (21/6).
Fitur monetisasi lain adalah Premieres. Dengan fitur ini para pembuat konten bisa merekam video yang sudah direkam terlebih dulu untuk dijadikan tayangan live.
Dengan demikian, pembuat konten bisa memberi notifikasi kepada para pelanggannya saat hendak melakukan tayangan live. Sehiongga para pelanggan bisa saling memberitahu teman mereka agar menyaksikan tayangan live itu bersama-sama.
Sama seperti Channel Membership, fitur ini akan tersedia bagi channel-channel dengan minimal 10 ribu pelanggan.
YouTube juga bekerja sama dengan perusahaan pembuat pernak-pernik, Teespring, yang memungkinkan para pembuat konten untuk mendesain dan menjual merchandise pribadi mereka melalui Youtube, seperti ditulis Android Police.
Pengumuman sejumlah fitur komersialisasi ini dilakukan YouTube pada festival VidCon di Anaheim, California, Kamis (21/6).
Fitur ini menjadi langkah Youtube sebagai alternatif pendapatan para pembuat kontennya. Sebelumnya, para pembuat konten hanya mendapat uang dari iklan. Dengan layanan berlangganan ini mereka juga bisa mendapat uang dari para penggemarnya.
“Dalam beberapa waktu belakangan, sebagian besar pendapatan kami didapat dari iklan,” jelas Neal Mohan, YouTube Chief Product Officer, seperti tertulis dalam blog Youtube.
“Kami terus berinvestasi disana [iklan], tapi kami juga ingin berpikir sesuatu di luar iklan. Kreator harus memiliki banyak cara dan kesempatan untuk mendapat uang,” demikian dikutip Venture Beat.
Apalagi sebelumnya YouTube juga memperketat kebijakan penempatan iklan. Hal ini dianggap mempersulit pembuat konten untuk mendapat uang di platform tersebut.
Sumber : CNN.com