Peningkatan suhu Bumi berimbas pada perubahan suhu air laut yang kini memanas lebih cepat dari perkiraan.
Laporan ini dirilis dalam jurnal AS Sciene yang dipimpin oleh Chinese Academy of Sciences sekaligus membantah laporan sebelumnya yang menyebut pemanasan global sempat terhenti sesaat.
Peneliti memperkirakan sekitar 93 persen pemanasan global disebabkan oleh emisi karbon yang terakumulasi dan diserap oleh laut.
Laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menunjukkan bahwa laut memanas sekitar 40 persen lebih cepat dari yang diperkirakan. Sejak tahun 1950-an, penelitian umumnya menunjukkan bahwa laut menyerap setidaknya 10 kali lebih banyak energi setiap tahunnya.
“Pemanasan laut merupakan indikator perubahan iklim yang sangat penting. Laut, dalam banyak hal, merupakan termometer terbaik yang dimiliki planet ini,” ungkap peneliti perubahan iklim, Zeke Hausfather dari University of California Berkeley.
Melansir AFP, perubahan iklim dalam jangka panjang memengaruhi suhu udara hingga perubahan cuaca. Dengan cara ini, ilmuwan dunia melakukan penghitungan seberapa sensitif Bumi terhadap emisi gas rumah kaca hingga meningkatkan suhu laut di masa mendatang.
Peneliti menyebut kondisi ini akan memengaruhi keragaman hayati hingga membuat beberapa spesies bermigrasi ke perairan yang lebih dingin. Selain itu, kondisi ini juga membuat volume air laut meningkat yang berkontribusi pada kenaikan permukaan laut.
Selama hampir dua dekade, ilmuwan menggunakan jaringan pelampung yang didistribusikan ke lautan untuk memonitor suhu air di seluruh dunia. Namun di awal 2000-an, ilmuwan lebih mengandalkan pengukuran yang diambil dari kapal yang lewat saat melintasi lautan.
Dalam beberapa tahun terakhir, peneliti menggunakan model dan alat statistik untuk menganalisis pengukuran sebelumnya untuk mengembangkan rekonstruksi pemanasan laut yang lebih akurat selama satu abad terakhir.
Malin Pinsky, seorang profesor di departemen ekologi, evolusi, dan sumber daya alam di Rutgers University mengatakan jika lautan tidak menyerap banyak panas, maka membuat permukaan tanah memanas lebih cepat dari sekarang.
“Faktanya, lautan telah menyelamatkan kita dari pemanasan besar saat ini,” tulis Pinsky kepada The New York Times