Di tengah ketegangan, umat Muslim di Sri Lanka tetap menunaikan ibadah salat Jumat hari ini di masjid-masjid yang menjadi target serangan anti-Muslim beberapa pekan belakangan.
Pihak masjid mengaku senang melihat umat masih berani ke masjid meski sentimen anti-Islam kian tinggi akibat serangan bom beruntun di sejumlah gereja dan hotel mewah pada Hari Paskah lalu.
“Ada sekitar 450 sampai 500 orang. Ada enam tentara di luar masjid dan banyak polisi di sepanjang jalan menuju masjid,” ujar M. Siddeeque, seorang penjaga di masjid yang terkena dampak paling parah dalam kerusuhan di Provinsi Barat Laut, Kinyama.
Siddeeque mengatakan bahwa masjidnya sudah bersih dari serpihan kaca berserakan akibat serangan. Namun, jendela dan perabotan di Masjid Kinyama belum diperbaiki.
Antusiasme Muslim di Kota Minuwangoda juga sangat besar. Lantai dasar dari Masjid Hujjaj penuh sesak meski proses perbaikan gedung baru dimulai.
Sementara itu, para pemuka agama Buddha dan Katolik juga mengimbau agar pengikutnya menunjukkan solidaritas terhadap komunitas Muslim.
Menurut kepolisian, tak ada insiden besar meski bentrokan sporadis masih terjadi di beberapa lokasi.
“Kepolisian masih bisa mengendalikan situasi, dan situasi dengan cepat kembali normal,” ucap seorang pejabat kepolisian senior kepada AFP.
Bentrok akibat sentimen anti-Muslim ini pertama kali pecah pada awal Mei lalu di Negombo, di mana terdapat salah satu gereja yang menjadi target serangan bom pada Paskah lalu.
Aparat setempat melaporkan bahwa minuman beralkohol sangat mempengaruhi emosi pihak-pihak yang terlibat dalam bentrokan tersebut. Gereja Katolik Sri Lanka pun meminta pemerintah untuk melarang alkohol.
Islam sendiri merupakan agama mayoritas kedua di Sri Lanka setelah Buddha. Sementara itu, Kristen menjadi minoritas dengan jumlah penganut hanya 7,6 persen dari keseluruhan penduduk.
Namun di Negombo, Kristen menjadi mayoritas. Kebanyakan warga merasa khawatir dengan kehadiran Muslim di tengah komunitas mereka.
Sumber : CNN [dot] COM