Pengembangan OS buatan Huawei masih jauh dari kata rampung. Padahal OS ini disebut-sebut akan menggantikan Android.
Bulan lalu, Huawei mengumumkan kemunculan HarmonyOS dengan sangat percaya diri. Perusahaan asal China ini mengklaim kemampuan sistem operasinya tersebut paling tidak sejajar dengan Android.
Namun sebagai OS baru, HarmonyOS sangat butuh dukungan dari berbagai ketersediaan aplikasi. Mengambil contoh dari Windows Phone, ketiadaan dukungan aplikasi akan membuat sebuah OS tak bisa bertahan.
Itulah sebabnya, HarmonyOS dibuat agar dapat menjalankan aplikasi Android porting melalui program yang disebut Huawei sebagai ARK Compiler. Program ini memudahkan para developer aplikasi mengkonversi aplikasi yang ada. Namun pada kenyataannya, software ini masih ‘mentah’.
Dikutip dari Android Police, Senin (23/9/2019), para programmer yang menggunakan dan menguji ARK Compiler mengatakan program tersebut terasa berat dan belum final.
“Ark Compiler bukan cuma tak mampu mengompilasi semua contoh benchmark standar, program ini bahkan tidak bisa mengompilasi contoh demo,” tulis salah satu developer aplikasi dalam sebuah forum tentang HarmonyOS.
Dari pendapat-pendapat para developer aplikasi tersebut, tampaknya Ark Compiler melupakan sejumlah komponen vital. Meskipun ARK Compiler seharusnya open source, sejauh ini, Huawei belum merilis kodenya sehingga sulit untuk menilai di mana letak kesalahannya.
Salah satu developer berpendapat, apakah mungkin pengumuman HarmonyOS tak lain hanya gertak sambal untuk menunjukkan bahwa Huawei tidak takut dengan ancaman blokir dari Amerika Serikat (AS) yang tak membuat perangkatnya tak mendapat dukungan dari Android.
“Mungkin mereka mengumumkan HarmonyOS hanya untuk membantu publisitas dan menunjukkan kekuatan di tengah konflik perang dagang AS dan China,” duga developer tersebut.
Tentu saja, perlu waktu panjang dan pengembangan yang tidak sedikit untuk bagi sebuah OS baru. Namun Huawei berupaya memperlihatkan bahwa HarmonyOS sudah memulai jalannya dengan baik untuk menggantikan Android di semua produk mereka.
Sangat dipahami jika Huawei merasa harus memperlihatkan kemampuannya membuat OS sendiri. Namun semoga saja Huawei punya jalan lain untuk menunjukkan kekuatannya dalam pengembangan OS miliknya.