Pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif pada bayi selama 6 bulan pertama kehidupannya adalah pondasi utama untuk membangun kesehatan dan kecerdasannya di masa depan. Namun, tak hanya nutrisi, ASI pun bisa menularkan penyakit dari sang ibu ke bayinya. Lalu, penyakit apa saja itu?
Sesungguhnya, ASI telah mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan bayi. Akan tetapi, pola makan dan asupan sang ibu bisa sangat memengaruhi baik buruknya kondisi ASI yang diberikan. Begitu juga dengan obat-obatan yang dikonsumsi dan penyakit menular yang mungkin diderita.
Anda tentu tidak mau menularkan penyakit ke si Kecil saat menyusui. Oleh sebab itu, sebelum memberikan ASI pada si Kecil, sangat penting untuk mengetahui penyakit apa saja yang dapat ditularkan melalui ASI.
Deretan penyakit yang dapat ditularkan lewat ASI
Adapun penyakit-penyakit yang menular pada bayi lewat pemberian ASI, yaitu:
-
HIV
Penyakit ini cukup menyeramkan dan menjadi momok menakutkan bagi semua orang di seluruh dunia karena belum ada obatnya. Ibu dengan HIV disarankan untuk tidak menyusui bayinya, karena dapat menularkan penyakit ini sebesar 4-22 persen.
-
Hepatitis
Segala jenis hepatitis, termasuk hepatitis A, B dan C, dapat ditularkan melalui ASI. Tapi, penularannya dapat dicegah dengan vaksinasi pada bayi, sehingga ibu tetap dapat menyusui.
Bagi ibu yang menderita hepatitis A, sebaiknya bayi segera diberikan immunoglobulin dan imunisasi HAV. Begitu pula dengan hepatitis B, bayi dapat diberikan HBIG (hepatitis B immune globulin) dan dilanjutkan dengan pemberian vaksin hepatitis B.
Di sisi lain, ada juga para ahli yang mengatakan bahwa ASI sebenarnya mengandung antibodi yang dapat membuat tubuh bayi kebal terhadap penyakit tersebut.
-
Infeksi virus varicella-zoster (VZV)
Jika Anda menderita infeksi virus ini dan masih aktif menularkan, sebaiknya tidak merawat si Kecil secara langsung. Si Kecil dapat dirawat anggota keluarga lain dan diberikan ASI perah dari Anda.
Dikhawatirkan, terdapat luka cacar pada payudara Anda yang dapat mengontaminasi ASI. Sebaiknya, si Kecil juga diberikan immunoglobulin varicella-zoster.
-
Infeksi Herpes Simpleks Virus (HSV)
Selama luka tidak terdapat pada daerah payudara dan puting, maka Anda masih diizinkan untuk menyusui si Kecil secara langsung. Jika ada kendala, Anda bisa memberikan ASI perah yang dioptimalkan agar tidak terkontaminasi luka herpes.
-
Infeksi Citomegalovirus (CMV)
Jika si Kecil lahir cukup bulan dan dengan berat badan normal, maka pemberian ASI masih dapat dilakukan. Namun, lebih baik konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter anak sebelum memberikan ASI.
-
Infeksi Tuberkulosis (TBC)
Ibu dengan infeksi TBC dapat memberikan ASI apabila sudah dinyatakan tidak menular atau setelah mengonsumsi obat, minimal selama 2 minggu.
Anda juga akan disarankan menggunakan masker selama merawat si Kecil dan untuk sementara, sebaiknya hindari mencium si Kecil.
Beberapa penyakit memang dapat ditularkan melalui ASI. Namun, perlu diingat bahwa manfaat pemberian ASI pada si Kecil masih lebih tinggi dibandingkan kemungkinan risiko terjadinya penularan beberapa penyakit.
Oleh sebab itu, sebaiknya ASI tetap diberikan. Kecuali pada penyakit yang risiko penularannya cukup besar, seperti HIV. Jika Anda masih merasa kurang yakin, segeralah berkonsultasi dengan dokter anak mengenai saran pemberian ASI. Selama masa menyusui, perhatikan selalu asupan gizi dan jalankan pola hidup sehat.