Google membuat sebuah layanan yang didukung teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk membantu upaya konservasi margasatwa atau hewan yang diberi nama Wildlife Insights.
Menurut Program Manager Google Earth Outreach, Tanya Birch layanan Wildlife Insights memungkinkan para peneliti dan ahli biologi untuk memvisualisasikan berbagai jenis hewan dengan Google Maps.
“Dengan memanfaatkan Wildlife Insights, para peneliti dan ahli biologi dapat berfokus pada upaya pelestarian. Mereka dapat mengunggah data ke Google Cloud dan menganalisis citra dengan model AI pengidentifikasi spesies yang disediakan Google,” tuturnya kepada awak media melalui konferensi video di kantor Google Indonesia, Jakarta, Rabu (18/11).
“Selain itu, mereka juga dapat mengelola, membagikan, menganalisis, dan memetakan data tentang margasatwa kemudian mengambil keputusan yang lebih baik tentang spesies mana yang membutuhkan perlindungan beserta lokasinya,” sambung Birch.
Lebih lanjut kata Birch, Google menyediakan alat khusus seperti kamera sensor yang dapat bergerak untuk memantau jumlah spesies di suatu wilayah dibarengi dengan pola pergerakan dan aktivitas mereka.
“Kami menggunakan jaringan neural konvolusional multi kelas yang didasarkan pada framework open source [kerangka kerja] TensorFlow, untuk melatih komputer mengenali sosok binatang dalam sebuah citra,” ucapnya.
TensorFlow merupakan wadah pembelajaran mesin yang digunakan secara internal oleh Google, untuk memperkuat Google Photo dan tim Google Health guna membantu mendeteksi penyakit mata dan diabetes.
Google pun mengklaim sistem Tensorflow open source ini sudah lebih dari 41 juta unduhan secara global sejak pertama kali diluncurkan pada 2015.
“Sistem TensorFlow biasanya digunakan sejumlah peneliti, misalnya ada salah satu ahli biologi kelautan di Australia menggunakan sistem ini untuk melacak duyung yang terancam punah. Lalu peneliti burung di Selandia Baru memanfaatkan pembelajaran mesin untuk melindungi spesies burung lokal,” jelas Birch.
Di Indonesia sendiri, Google telah bekerjasama dengan tujuh organisasi pelestarian lingkungan salah satunya Wildlife Conservation Society yang berkantor di Bukit Barisan, Sumatra.
Selain itu, untuk melestarikan dan melindungi hewan, perusahaan meniadakan produk margasatwa ilegal dari layanan Google Shopping dan turut mendanai Global Coalition to End Online Wildlife Trafficking bersama WWF.